Tuesday 5 June 2012

PP Dona


PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

A.    Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya.
Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.[1]

B.     Tujuan Psikologi Perkembangan
Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
1.       Untuk memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
2.       Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
3.       Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
4.      Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
C.    Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakup :
1.      Psikologi Anak (mencakup masa bayi)
Sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan. Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
·         Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
·         Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
·         Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
·         Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
Dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun disebut dengan masa bayi. Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Setelah itu berlanjut dengan masa kanak-kanak. Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
Kemudian akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.

2.      Psikologi Puber dan Addolesensi (psikologi pemuda)
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki. Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
·         Perubahan besarnya tubuh.
·         Perubahan proporsi tubuh.
·         Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
·         Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
3.      Psikologi Orang Dewasa
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan masa dewasa madya.
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
·         Masa dewasa madya  merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
·         Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
·         Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
·         Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.



4.      Psikologi Orang Tua.
Usia lanjut atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

D.    Mamfaat mempelajari Psikologi Perkembangan
Ada beberapa manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan, diantaranya yaitu:
1) Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat     usia/ perkembangannya.
2) Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase perkembangannya  
3)Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
4) Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
5)Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak.
E.     Hakekat Psikologi Perkembangan
Dalam usaha memahami psikologi perkembangan, ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan di samping kata perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama.
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks.
a.       Perkembangan
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s growth feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills. Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kwalitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali”. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan umum, bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkai perubahan psykis yang berlangsung terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu.

b.      Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth) sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau dapat diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.[2]








KONSEP DASAR PERKEMBANGAN

A.    Cirri-ciri perkembangan
Untuk mempermudah memahami pengertian, prinsip dan aspek perkembangan individu, maka kita dapat mengenalinya melalui ciri-ciri perkembangan tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Syamsu Yusuf dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja antara lain :

a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik dan aspek psikis. Contohnya perubahan tinggi dan berat badan serta organ tubuh lainnya sebagai pertumbuhan dalam aspel fisik. Dan semakin bertambahnya perbendahara-an kata, serta matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan imajinasi kreatifnya sebagai pertumbuhan dalam aspek psikisnya.

b. Terjadinya perubahan dalam proporsi aspek fisik dan aspek psikis. Contohnya, perubahan aspek fisik adalah proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh remaja. Sedangkan contoh aspek psikis, perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas, perubahan perhatian yang tertuju kepada dirinya beralih kepada orang lain atau teman sebaya.

c. Lenyapnya tanda-tanda lama, baik fisik maupun psikis. Contohnya, lenyapnya rambut-rambut halus dan gigi susu, itu tanda fisik, lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak kerik kanak-kanak (merangkak) dan perilaku impulsif atau dorongan untuk bertindak sebelum berpikir, itu sebagai tanda psikis.

d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru, baik fisik maupun psikis. Misalnya pada usia remaja, karakteristik seksnya, wanita mendapatkan menstruasi, perubahan pada pinggul, buah dada, dan pria mimpi basah, kumis, jakun, suara. Tanda psikisnya, berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
B.     Prinsip-prinsip perkembangan
Prinsip perkembangan yaitu menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan atau biass dikatakan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangandalam diri manusia itu sendiri.
Menurut ahli seperti Elizabeth B. Hurlock (1978) Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak seperti :
(1) Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
(2) Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.
(3) Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu.
(4) Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.
(5) Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya
(6) Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.
(7) Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.

C.    Fase-fase perkembangan
Fase perkembangan manusia mulai dari bayi, anak - anak, remaja, dewasa, dan lansia. Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan antara lain, (1)adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembanangan tertentu.
(2) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri, dan
(3) adanya tuntutan kultural masyarakat.
Setiap anak atau individu berkembang melalui tahap perkembangan. Setiap tahap, terutama tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erickson dan Havigurst mempunyai tema yang menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas perkembangan konkrit yang penting, yang harus dicapai si anak atau individu. Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya manusia harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu umpamanya kebiasaan belajar berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu pada saat atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.[3]

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

Pola perkembangan dapat dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi di dalam diri si anak itu sendiri, ataupun oleh keadaan atau kondisi di luar si anak. Perkembangan tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan dari banyak faktor yang saling berhubungan dan saling bergantung. Berikut adalah beberapa faktor yang berasal dari dalam individu :
1. Intelegensi
Faktor ini merupakan faktor yang terpenting dalam mempengaruhi perkembangan si anak. Jika intelegensi tinggi akan perkembangan akan berjalan cepat, dan jika intelegensi rendah akan mengakibatkan keterlambatan atau keterbelakangan perkembangan. Sebagai contohnya adalah anak-anak yang cerdas dapat mulai berjalan pada usia 13 bulan, sedangkan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata atau sedang pada usia 14 bulan.
2. Sex
Jenis kelamin memainkan peranan yang cukup penting dalam perkembangan fisik dan mental si anak. Hal ini tampak jelas dalam perbedaan tempo pertumbuhan fisik. Ketika lahir, anak laki-laki sedikit lebih besar dari anak perempuan, akan tetapi anak perempuan tumbuh lebih cepat dan cepat pula mencapai kematangan daripada anak laki-laki. Selain itu, anak perempuan juga lebih cepat mencapai kematangan seksual dan kesempurnaan tubuhnya,dan pertumbuhan mental ketimbang anak laki-laki.
3. Kelenjar sekresi internal
Kelenjar ini mempengaruhi perkembangan fisik dan mental pada anak baik pada masa pranatal maupun pada masa postnatal. Sebagaaai contohnya jika kekurangan thyroxin yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid dalam masa pertumbuhan dapat menghambat perkembangan fisik ddan mental anak. Kelenjar thymus (terletak di dada) yang terlalu aktif akan menghambat perkembangan yang normal dan membuat si anak baik fisik maupun mental tetap di dalam keadaan kekanak-kanakan dalam waktu yang lama.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi perkembangan yanng berasal dari luar si individu :
1. Gizi
Makanan yang bergizi pada tahun-tahun pertama dari kehidupan anak sangat penting karena sangat dibutuhkan pada perkembangannya. Makanan yang penuh vitamin diperlukan oleh tubuh si anak agar dia mengalami perkembangan yang normal.
2. Udara segar dan cahaya matahari
Meskipun faktor ini masih disangsikan apakah mempengaruhi perkembangan mental si anak, tapi dapat dilihat di sini terdapat perbedaan antara anak yang berada di lingkungan yang baik dengan anak yang berada di lingkungan yanng kurang baik. Ini dapat dilihat pada masa mudanya yang mendapatkan udara yang segar dan cahaya matahari yang cukup atau tidak.
3. Luka dan penyakit
Luka seperti luka pada kepala, keracunan obat-obatan, penyakit keras akan menghambat perkembangan anak sampai batas-batas tertentu.
4. Ras
Adanya perbedaan perkembangan pada anak yang tinggal di daerah Mediteranian dengan anak yang tinggal di Eropa Utara. Anak yang tinggal di Mediteranian akan lebih cepat matang secara fisik daripada anak yang di Eropa Utara.
5. Kebudayaan
Karakteristik perkembangan anak adalah sama dimanapun ia berada. Faktor kebudayaaan hanya memberi warna aatau variasi pada dasar tingkah lakua anak.
6. Kedudukan dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga akan lebih banyak mempengaruhi perkembangannya melalui faktor lingkungan daripada faktor yang dibawa laahir. Misalnya saja anak kedua, ketiga, keempat di dalam keluarga umumnya berkembang lebih cepat daripada anak pertama. Hal ini tidak disebabkan oleh tingkat intelegensinya, tetapi karena anak kedua,ketigaa dan keempat dapat belajar dari meniru dari saaudara-saudara yang lebih tua atau dewasa darinya. Sedangkan anak bungsu, cenderung lebih lambat dalam perkembangan karena dia dimanjakan dan kurang intensif mengembangkan kesanggupan-kesanggupan yang dimilikinya.

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

1.      Perkembangan fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu
 (1) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
 (2) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
 (3) Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan
(4) Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
2.      Perkembangan perilaku psikomotorik
Perilaku psikomotorik memerlukan koordinasi fungsional antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif).
Loree (1970 : 75) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah (1) bahwa perkembangan itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang kompleks, dan (2) dan yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).
3.      Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa merupakan anugerah dari Allah Swt, yang dengannya manusia dapat mengenal atau memahami dirinya, sesama manusia, alam, dan penciptanya serta mampu memposisikan dirinya sebagai makhluk berbudaya dan mengembangkan budayanya.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.
4.      Perkembangan Fungsi-Fungsi Konatif dan Hubungannya dengan Pembentukan
Fungsi konatif atau motivasi itu merupakan faktor penggerak perilaku manusia yang bersumber terutama pada kebutuhan-kebutuhan dasarnya (basic needs). Jenis-jenis kebutuhan manusia itu berkembang mulai dari sifat yang alami (misalnya, kebutuhan dasar biologis) sampai kepada yang bersifat dipelajari sebagai pengalaman interaksi dengan lingkungannya.
Di dalam kenyataan yang berkembang itu bukanlah jenis motif atau kebutuhan, melainkan beberapa sifatnya, misalnya objek dan caranya, itensitasnya, dan sebagainya.
5.       Perkembangan Emosional dan Perilaku Afektif
Emosi itu dapat didefinisikan sebagai suatu suasana yang kompleks ( a complex feeling state) dan getaran jiwa (a strid up state) yang menyertai atau muncul sebelum /sesudah terjadinya perilaku.
Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya, selalu melibatkan tiga variabel, yaitu rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable), perubahan-perubahan fisiologis, yang terjadi bila mengalami emosi (the organismic variable), dan pola sambutan ekspresi atau terjadinya pengalaman emosional itu (the response variable).[4]

PERIODESASI PERKEMBANGAN

Pendapat para Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:
1) Periodisasi yang berdasar biologis.
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin.
2) Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.
3) Periodisasi yang berdasar didaktis.
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.


TEORI-TEORI DAN HUKUM PERKEMBANGAN
Adapun hukum-hukum perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hukum Konvergensi
Hukum Konvergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara pembawaaan dan lingkungan. Tokoh yang berpendapat demikian adalah Willian Stern yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan itu adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur pembawaan dan lingkungan. Kedua pengaruh tersebut dapat dimisalkan Dari gambar di atas dapat dilihat adanya Saling pengaruh kedua faktor pembawaan dan lingkungan.
2.  Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
Sebagai makhluk hidup, manusia mempunyai dorongan/.hasrat untuk mempertahankan diri. Hal ini terwujud pada usaha makan ketika lapar, menyelanatkan diri apabila ada bahaya.
Pada anak kecil usaha ini diwujudkan dengan menangis, apabila lapar, haus, rasa tidak enak badan, dan sebagainya, kemudian si ibu akan tanggap dengan tanda-tanda tersebut.
Dari usaha untuk memepertahankan diri berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri.
Pada anak-anak biasanya terlihat rasa ingin tahunya itu besar sekali, sehingga ank-anak tidak hentin-hentinya bertanya mengenai suatu hal dan dirinya akan merasa senang apabila dunianya diisi dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari sekelilingnya. Melalui kegiatan bermain, berkumpul dengan teman, bercerita dan sebagainya itu dapat dianggap sebagai dorongan untuk mengembangkan diri.
3. Hukum Masa Peka
Masa peka ialah masanya suatu fungsi mudah/peka untuk dikembangkan. Masa peka merupakan masa yang terjadi nya dalam perkembangan pada saat-saat tertentu. Misalnya anak usia satu sampai dua tahun yang mengalami masa peka untuk berbicara dan meniru sehingga apa yang diajarkan mudah diikuti dan berhasil dengan baik.
4.      Hukum Kesatuan Organis
Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis disini adalah bahwa berkembangnya fungsi fisik maupun mental psikologis pada diri manusia itu tidk berkembang lepas satu sama lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan.


5.      Hukum Rekapitulasi
Merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan suatu bangsa yang berlangsung secara lambat selama berabd-abad. Dengan hokum ini berarti perkembangan jiwa anak itu merupakan ulangan dan adanya persamaan dengan kehidupan sebelumnya (yang dilakukan oleh nenek moyang)
Dapat dibagi dalam beberapa masa:
·         Masa berburu dan menyamun
Anak usia sekitar 8 tahun senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan, menangkap binatang (capung, kupu-kupu, dsb)
·         Masa mengembala
Anak usia sepuluh tahun senang memelihara binatang seperti ayam, kucing, burung, anjing, dsb.
·         Masa bercocok tanam
Masa ini dialami oleh anak sekitar umur dua belas tahun, dengan tanda-tanda sengan berkebun, menyiram bunga.
·         Masa berdagang
Anak senang bermain jual-jualan, tukar menukar foto, perangko, berkiriman surat dengan teman-teman maupun sahabat pena.
6.      Hukum Tempo Perkembangan
Ialah bahwa tiap anak mempunyai tempo kecepatan dalam perkembangannya sendiri-sendiri. Ada anak yang perkembangannya lebih cepat dari anak lainnya.
7.       Hukum Irama Perkembangan
Berlaku terhadap perkembangan setiap orang baik menyangkut perkembangan jasmani maupun rohani. Hal ini berlangsung silih berganti, terkadang teratur, terkadang juga tidak. Adakalanya tenang, adakalanya goncang, tergantung dari irama perkembangan masing-masing individu tersebut.
Pada umur tiga sampai lima tahun seorang anak biasanya mengalami irama goncangan sehingga sukar diatur, suka membangkang, tetapi setelah itu anak bisa tenang kembali.[5]
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN


Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan pada setiap individu adalah:
1. Masa bayi dan masa kanak-kanak awal
-          Belajar memakan makanan padat.
-          Belajar berjalan.
-          Belajar berbicara.
-          Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
-          Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya.
-          Mempersiapkan diri untuk membaca.
-          Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
2. Masa kanak-kanak akhir
-          Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
-          Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri.
-          Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
-          Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita.
-          Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
-          Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
-          Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tatakrama dan tingkatan nilai.
-          Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
-          Mencapai kebebasan pribadi.
3. Masa remaja
-          Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya.
-          Mencapai peran sosial pria dan wanita.
-          Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
-          Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung sosial.
-          Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
-          Mempersiapkan karier ekonomi.
-          Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
-          Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
4. Masa dewasa awal.
-          Mulai bekerja.
-          Memilih pasangan.
-          Belajar hidup dengan tunangan.
-          Mulai membina keluarga.
-          Mengasuh anak.
-          Mengelola rumah tangga.
-          Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
-          Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
5. Masa usia paruh baya
-          Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara.
-          Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab dan bahagia.
-          Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu luang.
-          Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu.
-          Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik.
-          Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan.
-          Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
6. Masa tua
-          Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
-          Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.
-          Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
-          Membentuk hubungan orang-orang seusia.
-          Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
-          Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel.[6]


















DAFTAR PUSTAKA


http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/15/tentang-fase-fase-dan-tugas-perkembangan/
Kumpulblogger.com
Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press



[2] http://antoniyuzar.wordpress.com/2009/07/27/pengertian-hakikat-dan-kedudukan-
[3] http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/15/tentang-fase-fase-dan-tugas-perkembangan/
[4] Kumpulblogger.com
[5] http://luluvikar.wordpress.com
[6] Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press