PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
A.
Pengertian Psikologi
Perkembangan
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam
perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya.
Dalam
ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi
khusus, karena psikologi perkembangan
mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.[1]
B. Tujuan
Psikologi Perkembangan
Dengan mempelajari psikologi,
orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku
manusia.
1. Untuk memahami diri kita sendiri dengan
mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya
sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
2. Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya
itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
3. Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan
jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan
jiwa orang lain.
4. Dengan
bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai
tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku
seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan
tingkah laku kita sendiri.
C.
Ruang Lingkup
Psikologi Perkembangan
Psikologi
perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia
dari masa bayi sampai tua yang mencakup :
1. Psikologi Anak (mencakup masa bayi)
Sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira
10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase
pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi
pertumbuhan/perkembangan. Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini
ialah:
·
Periode ini merupakan
masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
·
Periode ini merupakan
saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
·
Periode ini ditandai
dengan terhentinya perkembangan.
·
Di akhir periode ini
bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
Dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun
disebut dengan masa bayi. Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam
perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk
kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Setelah itu berlanjut dengan masa kanak-kanak. Awal masa
kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra
kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial
sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk
penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
Kemudian akhir masa kanak-kanak atau masa anak
sekolah berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya
Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan
masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di
sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson
menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana
anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul
dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah
kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk
bersekolah.
2.
Psikologi Puber dan
Addolesensi (psikologi pemuda)
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih
Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa
remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa
puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak
laki-laki. Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
·
Perubahan besarnya
tubuh.
·
Perubahan proporsi
tubuh.
·
Pertumbuhan ciri-ciri
seks primer.
·
Perubahan pada ciri-ciri
seks sekunder.
3.
Psikologi Orang Dewasa
Masa dewasa adalah periode yang paling penting
dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal
dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai
umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada pola hidup yang
baru. Kemudian dilanjutkan dengan masa dewasa madya.
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur
empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan
sosial pada masa ini antara lain:
·
Masa dewasa madya
merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
·
Masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani
dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan
ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
·
Masa dewasa madya adalah
masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi
lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
·
Pada masa dewasa madya
ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya,
dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan
pribadi dan sosial.
4.
Psikologi Orang Tua.
Usia lanjut atau usia tua adalah periode penutup
dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun
sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun.
D. Mamfaat
mempelajari Psikologi Perkembangan
Ada beberapa manfaat mempelajari Psikologi
Perkembangan, diantaranya yaitu:
1)
Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/ perkembangannya.
2)
Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase perkembangannya
3)Untuk
mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan
tertentu.
4)
Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan
dihadapi anak.
5)Khusus
bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai
dengan kebutuhan anak.
E. Hakekat
Psikologi Perkembangan
Dalam
usaha memahami psikologi perkembangan, ada baiknya kita ketahui apa yang
dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan
berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20
ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi.
Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada
ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan di samping kata perkembangan, bahkan ada
orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama.
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah
konsep yang cukup rumit dan kompleks.
a. Perkembangan
Secara
sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s growth feelings, patterns
of thinking, social relationships, and motor skills”. Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan
perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam
organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam
integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan
kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak
dipelajari.
Menurut
Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kwalitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian.
Menurut
F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat
diulang kembali”. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat
tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan
sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke
arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan
umum, bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perkembangan itu tidak
terbatas pada pengertian pertumbuhan semakin membesar, melainkan di dalamnya
juga terkandung serangkai perubahan psykis yang berlangsung terus-menerus dan
bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki
individu.
b. Pertumbuhan
Dalam
konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth)
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi,
sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002),
mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau
kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai
suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk
pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau dapat diukur,
seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan
pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai
akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah
pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang
bersifat kuantitatif. Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung
menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada
suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan
“perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani
yang melaju terus sampai akhir hayat.[2]
KONSEP DASAR PERKEMBANGAN
A. Cirri-ciri
perkembangan
Untuk
mempermudah memahami pengertian, prinsip dan aspek perkembangan individu, maka
kita dapat mengenalinya melalui ciri-ciri perkembangan tersebut. Sebagaimana
diungkapkan oleh Syamsu Yusuf dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja antara lain :
a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik dan aspek psikis. Contohnya perubahan tinggi dan berat badan serta organ tubuh lainnya sebagai pertumbuhan dalam aspel fisik. Dan semakin bertambahnya perbendahara-an kata, serta matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan imajinasi kreatifnya sebagai pertumbuhan dalam aspek psikisnya.
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi aspek fisik dan aspek psikis. Contohnya, perubahan aspek fisik adalah proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh remaja. Sedangkan contoh aspek psikis, perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas, perubahan perhatian yang tertuju kepada dirinya beralih kepada orang lain atau teman sebaya.
c. Lenyapnya tanda-tanda lama, baik fisik maupun psikis. Contohnya, lenyapnya rambut-rambut halus dan gigi susu, itu tanda fisik, lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak kerik kanak-kanak (merangkak) dan perilaku impulsif atau dorongan untuk bertindak sebelum berpikir, itu sebagai tanda psikis.
d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru, baik fisik maupun psikis. Misalnya pada usia remaja, karakteristik seksnya, wanita mendapatkan menstruasi, perubahan pada pinggul, buah dada, dan pria mimpi basah, kumis, jakun, suara. Tanda psikisnya, berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik dan aspek psikis. Contohnya perubahan tinggi dan berat badan serta organ tubuh lainnya sebagai pertumbuhan dalam aspel fisik. Dan semakin bertambahnya perbendahara-an kata, serta matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan imajinasi kreatifnya sebagai pertumbuhan dalam aspek psikisnya.
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi aspek fisik dan aspek psikis. Contohnya, perubahan aspek fisik adalah proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh remaja. Sedangkan contoh aspek psikis, perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas, perubahan perhatian yang tertuju kepada dirinya beralih kepada orang lain atau teman sebaya.
c. Lenyapnya tanda-tanda lama, baik fisik maupun psikis. Contohnya, lenyapnya rambut-rambut halus dan gigi susu, itu tanda fisik, lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak kerik kanak-kanak (merangkak) dan perilaku impulsif atau dorongan untuk bertindak sebelum berpikir, itu sebagai tanda psikis.
d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru, baik fisik maupun psikis. Misalnya pada usia remaja, karakteristik seksnya, wanita mendapatkan menstruasi, perubahan pada pinggul, buah dada, dan pria mimpi basah, kumis, jakun, suara. Tanda psikisnya, berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
B. Prinsip-prinsip
perkembangan
Prinsip
perkembangan yaitu menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan
atau biass dikatakan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya
peristiwa perkembangandalam diri manusia itu sendiri.
Menurut ahli
seperti Elizabeth B. Hurlock (1978) Prinsip-prinsip ini
merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh
seorang anak seperti :
(1) Manusia tidak pernah dalam
keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama
pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian
berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
(2) Lingkungan tempat anak
menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan
bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung
bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat
4 bukti yang membenarkan pendapat ini.
(3) Perkembangan seorang anak
akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik
yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik
individu.
(4) Dalam perkembangan motorik
akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh
tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi
pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum
yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh.
Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan
terlebih dahulu.
(5) Karateristik tertentu dalam
perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik
maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu
tahap menuju tahap berikutnya
(6) Walaupun pola perkembangan
sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat diramalkan
dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar,
bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang
melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan
karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian
juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan
seorang anak.
(7) Pola perkembangan tidak
selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat
mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara
lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan
terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola
perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan.
Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk
atau ketidakmatangan.
C. Fase-fase
perkembangan
Fase perkembangan manusia mulai
dari bayi, anak - anak, remaja, dewasa, dan lansia. Setiap fase atau tahapan
perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan
belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan
universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar
terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi
pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas
perkembangan antara lain, (1)adanya kematangan fisik tertentu pada fase
perkembanangan tertentu.
(2) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia
yang sedang berkembang itu sendiri, dan
(3)
adanya tuntutan kultural masyarakat.
Setiap anak atau individu
berkembang melalui tahap perkembangan. Setiap tahap, terutama tahap-tahap
perkembangan yang dikemukakan oleh Erickson dan Havigurst mempunyai tema yang
menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas
perkembangan konkrit yang penting, yang harus dicapai si anak atau individu.
Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya
manusia harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu umpamanya
kebiasaan belajar berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar
melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu pada saat atau masa perkembangan yang
tepat dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.[3]
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Pola
perkembangan dapat dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi di dalam diri si anak
itu sendiri, ataupun oleh keadaan atau kondisi di luar si anak. Perkembangan
tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan dari banyak faktor
yang saling berhubungan dan saling bergantung. Berikut adalah beberapa faktor
yang berasal dari dalam individu :
1.
Intelegensi
Faktor ini merupakan faktor yang
terpenting dalam mempengaruhi perkembangan si anak. Jika intelegensi tinggi
akan perkembangan akan berjalan cepat, dan jika intelegensi rendah akan
mengakibatkan keterlambatan atau keterbelakangan perkembangan. Sebagai
contohnya adalah anak-anak yang cerdas dapat mulai berjalan pada usia 13 bulan,
sedangkan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata atau sedang pada usia 14
bulan.
2. Sex
Jenis kelamin memainkan peranan yang
cukup penting dalam perkembangan fisik dan mental si anak. Hal ini tampak jelas
dalam perbedaan tempo pertumbuhan fisik. Ketika lahir, anak laki-laki sedikit
lebih besar dari anak perempuan, akan tetapi anak perempuan tumbuh lebih cepat
dan cepat pula mencapai kematangan daripada anak laki-laki. Selain itu, anak
perempuan juga lebih cepat mencapai kematangan seksual dan kesempurnaan
tubuhnya,dan pertumbuhan mental ketimbang anak laki-laki.
3. Kelenjar sekresi internal
Kelenjar ini mempengaruhi perkembangan
fisik dan mental pada anak baik pada masa pranatal maupun pada masa postnatal.
Sebagaaai contohnya jika kekurangan thyroxin yang dihasilkan oleh kelenjar
thyroid dalam masa pertumbuhan dapat menghambat perkembangan fisik ddan mental
anak. Kelenjar thymus (terletak di dada) yang terlalu aktif akan menghambat
perkembangan yang normal dan membuat si anak baik fisik maupun mental tetap di
dalam keadaan kekanak-kanakan dalam waktu yang lama.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi
perkembangan yanng berasal dari luar si individu :
1. Gizi
Makanan yang bergizi pada tahun-tahun
pertama dari kehidupan anak sangat penting karena sangat dibutuhkan pada
perkembangannya. Makanan yang penuh vitamin diperlukan oleh tubuh si anak agar
dia mengalami perkembangan yang normal.
2. Udara segar dan cahaya matahari
Meskipun faktor ini masih disangsikan
apakah mempengaruhi perkembangan mental si anak, tapi dapat dilihat di sini
terdapat perbedaan antara anak yang berada di lingkungan yang baik dengan anak
yang berada di lingkungan yanng kurang baik. Ini dapat dilihat pada masa
mudanya yang mendapatkan udara yang segar dan cahaya matahari yang cukup atau
tidak.
3. Luka dan penyakit
Luka seperti luka pada kepala,
keracunan obat-obatan, penyakit keras akan menghambat perkembangan anak sampai
batas-batas tertentu.
4. Ras
Adanya perbedaan perkembangan pada anak
yang tinggal di daerah Mediteranian dengan anak yang tinggal di Eropa Utara.
Anak yang tinggal di Mediteranian akan lebih cepat matang secara fisik daripada
anak yang di Eropa Utara.
5. Kebudayaan
Karakteristik perkembangan anak adalah
sama dimanapun ia berada. Faktor kebudayaaan hanya memberi warna aatau variasi
pada dasar tingkah lakua anak.
6. Kedudukan dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga akan
lebih banyak mempengaruhi perkembangannya melalui faktor lingkungan daripada
faktor yang dibawa laahir. Misalnya saja anak kedua, ketiga, keempat di dalam
keluarga umumnya berkembang lebih cepat daripada anak pertama. Hal ini tidak
disebabkan oleh tingkat intelegensinya, tetapi karena anak kedua,ketigaa dan
keempat dapat belajar dari meniru dari saaudara-saudara yang lebih tua atau
dewasa darinya. Sedangkan anak bungsu, cenderung lebih lambat dalam
perkembangan karena dia dimanjakan dan kurang intensif mengembangkan
kesanggupan-kesanggupan yang dimilikinya.
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
1.
Perkembangan fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang
kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode
pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan
Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu
meliputi empat aspek, yaitu
(1) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi;
(2) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dan kemampuan motorik;
(3) Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya
pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan
senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas
lawan jenis; dan
(4) Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan
proporsi.
2.
Perkembangan perilaku psikomotorik
Perilaku psikomotorik memerlukan koordinasi fungsional
antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis
(kognitif, afektif, dan konatif).
Loree (1970 : 75) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku
psikomotorik utama yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu
pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking)
dan memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik
ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti
yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua
bentuk perilaku psikomotorik ialah (1) bahwa perkembangan itu berlangsung dan
yang sederhana kepada yang kompleks, dan (2) dan yang kasar dan global (gross
bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely
coordinated movements).
3.
Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang
lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana
pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk
mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia
dengan hewan. Bahasa merupakan anugerah dari Allah Swt, yang dengannya manusia
dapat mengenal atau memahami dirinya, sesama manusia, alam, dan penciptanya
serta mampu memposisikan dirinya sebagai makhluk berbudaya dan mengembangkan
budayanya.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir
individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya
yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik
kesimpulan.
4.
Perkembangan Fungsi-Fungsi Konatif dan Hubungannya dengan
Pembentukan
Fungsi konatif atau motivasi itu merupakan faktor penggerak
perilaku manusia yang bersumber terutama pada kebutuhan-kebutuhan dasarnya
(basic needs). Jenis-jenis kebutuhan manusia itu berkembang mulai dari sifat
yang alami (misalnya, kebutuhan dasar biologis) sampai kepada yang bersifat
dipelajari sebagai pengalaman interaksi dengan lingkungannya.
Di dalam kenyataan yang berkembang itu bukanlah jenis motif
atau kebutuhan, melainkan beberapa sifatnya, misalnya objek dan caranya,
itensitasnya, dan sebagainya.
5.
Perkembangan
Emosional dan Perilaku Afektif
Emosi itu dapat didefinisikan sebagai suatu suasana yang
kompleks ( a complex feeling state) dan getaran jiwa (a strid up state) yang
menyertai atau muncul sebelum /sesudah terjadinya perilaku.
Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya, selalu
melibatkan tiga variabel, yaitu rangsangan yang menimbulkan emosi (the
stimulus variable), perubahan-perubahan fisiologis, yang terjadi bila
mengalami emosi (the organismic variable), dan pola sambutan ekspresi
atau terjadinya pengalaman emosional itu (the response variable).[4]
PERIODESASI PERKEMBANGAN
Pendapat para
Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam
tiga bagian, yaitu:
1) Periodisasi yang berdasar biologis.
Periodisasi
atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses
biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan
jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi,
antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar
kelengkapan kelamin.
2) Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh utama
yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch.
Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa
perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan
keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa
perkembangannya.
3) Periodisasi yang berdasar didaktis.
Pembagian
masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A.
Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B.
Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup
sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang
berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.
TEORI-TEORI DAN HUKUM PERKEMBANGAN
Adapun hukum-hukum perkembangan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hukum Konvergensi
Hukum
Konvergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara pembawaaan dan
lingkungan. Tokoh yang berpendapat demikian adalah Willian Stern yang
menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan itu adalah hasil pengaruh bersama
kedua unsur pembawaan dan lingkungan. Kedua pengaruh tersebut dapat dimisalkan
Dari gambar di atas dapat dilihat adanya Saling pengaruh kedua faktor pembawaan
dan lingkungan.
2. Hukum
Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
Sebagai makhluk
hidup, manusia mempunyai dorongan/.hasrat untuk mempertahankan diri. Hal ini
terwujud pada usaha makan ketika lapar, menyelanatkan diri apabila ada bahaya.
Pada anak kecil
usaha ini diwujudkan dengan menangis, apabila lapar, haus, rasa tidak enak
badan, dan sebagainya, kemudian si ibu akan tanggap dengan tanda-tanda
tersebut.
Dari usaha untuk memepertahankan
diri berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri.
Pada anak-anak
biasanya terlihat rasa ingin tahunya itu besar sekali, sehingga ank-anak tidak
hentin-hentinya bertanya mengenai suatu hal dan dirinya akan merasa senang
apabila dunianya diisi dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapat
dari sekelilingnya. Melalui kegiatan bermain, berkumpul dengan teman, bercerita
dan sebagainya itu dapat dianggap sebagai dorongan untuk mengembangkan diri.
3. Hukum Masa Peka
Masa peka
ialah masanya suatu fungsi mudah/peka untuk dikembangkan. Masa peka merupakan
masa yang terjadi nya dalam perkembangan pada saat-saat tertentu. Misalnya anak
usia satu sampai dua tahun yang mengalami masa peka untuk berbicara dan meniru
sehingga apa yang diajarkan mudah diikuti dan berhasil dengan baik.
4. Hukum Kesatuan Organis
Yang dimaksud
dengan hukum kesatuan organis disini adalah bahwa berkembangnya fungsi fisik
maupun mental psikologis pada diri manusia itu tidk berkembang lepas satu sama
lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan.
5. Hukum Rekapitulasi
Merupakan
pengulangan ringkasan dari kehidupan suatu bangsa yang berlangsung secara
lambat selama berabd-abad. Dengan hokum ini berarti perkembangan jiwa anak itu
merupakan ulangan dan adanya persamaan dengan kehidupan sebelumnya (yang
dilakukan oleh nenek moyang)
Dapat dibagi dalam beberapa
masa:
·
Masa berburu dan menyamun
Anak usia sekitar 8 tahun
senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan, menangkap binatang (capung,
kupu-kupu, dsb)
·
Masa mengembala
Anak usia sepuluh tahun senang
memelihara binatang seperti ayam, kucing, burung, anjing, dsb.
·
Masa bercocok tanam
Masa ini dialami oleh anak
sekitar umur dua belas tahun, dengan tanda-tanda sengan berkebun, menyiram
bunga.
·
Masa berdagang
Anak senang bermain
jual-jualan, tukar menukar foto, perangko, berkiriman surat dengan teman-teman
maupun sahabat pena.
6. Hukum Tempo Perkembangan
Ialah bahwa tiap anak mempunyai
tempo kecepatan dalam perkembangannya sendiri-sendiri. Ada anak yang
perkembangannya lebih cepat dari anak lainnya.
7.
Hukum Irama Perkembangan
Berlaku terhadap perkembangan
setiap orang baik menyangkut perkembangan jasmani maupun rohani. Hal ini
berlangsung silih berganti, terkadang teratur, terkadang juga tidak. Adakalanya
tenang, adakalanya goncang, tergantung dari irama perkembangan masing-masing
individu tersebut.
Pada umur tiga sampai lima tahun
seorang anak biasanya mengalami irama goncangan sehingga sukar diatur, suka
membangkang, tetapi setelah itu anak bisa tenang kembali.[5]
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan pada setiap
individu adalah:
1. Masa bayi dan masa
kanak-kanak awal
-
Belajar memakan makanan padat.
-
Belajar berjalan.
-
Belajar berbicara.
-
Belajar mengendalikan pembuangan
kotoran tubuh.
-
Mempelajari perbedaan seks dan tata
caranya.
-
Mempersiapkan diri untuk membaca.
-
Belajar membedakan benar dan salah,
dan mulai mengembangkan hati nurani.
2. Masa kanak-kanak
akhir
-
Belajar keterampilan fisik yang
diperlukan untuk bermain.
-
Membangun sikap yang sehat mengenai
diri sendiri.
-
Belajar menyesuaikan diri dengan
teman sebaya.
-
Mulai mengembangkan peran sosial
pria dan wanita.
-
Mengembangkan keterampilan dasar
untuk membaca, menulis dan berhitung.
-
Mengembangkan pengertian-pengertian
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Mengembangkan hati nurani, pengertian
moral, tatakrama dan tingkatan nilai.
-
Mengembangkan sikap terhadap
kelompok sosial dan lembaga.
-
Mencapai kebebasan pribadi.
3. Masa
remaja
-
Mencapai hubungan baru dan yang
lebih matang dengan teman sebaya.
-
Mencapai peran sosial pria dan wanita.
-
Menerima keadaan fisiknya dan
menggunakan tubuhnya secara efektif.
-
Mengharapkan dan mencapai perilaku
sosial yang bertanggung sosial.
-
Mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya.
-
Mempersiapkan karier ekonomi.
-
Mempersiapkan perkawinan dan
keluarga.
-
Memperoleh perangkat nilai dan
sistem etika sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
4. Masa
dewasa awal.
-
Mulai bekerja.
-
Memilih pasangan.
-
Belajar hidup dengan tunangan.
-
Mulai membina keluarga.
-
Mengasuh anak.
-
Mengelola rumah tangga.
-
Mengambil tanggung jawab sebagai
warga negara.
-
Mencari kelompok sosial yang
menyenangkan.
5. Masa
usia paruh baya
-
Mencapai tanggung jawab sosial dan
dewasa sebagai warga negara.
-
Membantu anak-anak remaja belajar
menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab dan bahagia.
-
Mengembangkan kegiatan-kegiatan
pengisi waktu luang.
-
Menghubungkan diri sendiri dengan
pasangan hidup sebagai individu.
-
Menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan fisik.
-
Mencapai dan mempertahankan prestasi
yang memuaskan dalam karier pekerjaan.
-
Menyesuaikan diri dengan orang tua
yang semakin tua.
6. Masa tua
-
Menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan fisik dan kesehatan.
-
Menyesuaikan diri dengan masa
pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.
-
Menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan hidup.
-
Membentuk hubungan orang-orang
seusia.
-
Membentuk pengaturan kehidupan fisik
yang memuaskan.
-
Menyesuaikan diri dengan peran
sosial secara fleksibel.[6]
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/15/tentang-fase-fase-dan-tugas-perkembangan/
Kumpulblogger.com
Rifai,
Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press