Thursday 17 March 2011

Makalah Tafsir Tentang Persamaan Status Sosial

BAB II
PEMBAHASAN

PERSAMAAN STATUS SOSIAL

1.      QS. AL-HUJURAT : 13

A. Terjemahan Ayat
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”[1]( QS Al-Hujurat : 13)

 B.     Asbabun Nuzul
Sebab-sebab ayat ini diturunkan diantaranya ada dua yaitu :
Ø  Adanya pertentangan antara orang quraisy dengan orang Muslim tentang perebutan kekuasaan. Orang quraisy berpendapat tunduk kepada Muhammad sama dengan menyerahkan pimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad Bani Abdul Muthalib.
Ø  Ajaran perasaan hak dan derajat yang dibawa islam. Orang Quraisy mendorong mereka adalah lebig mulia dan tinggi dari golongan bangsa arab lainnya. Sedangkan agama islam memandang manusia itu sama saja hak dan martabatnya tidak berbeda antara hamba sahaya dengan tuanya. Antara orang kulit putih dengan orang kulit hitam. Oleh sebab itu orang quraisy enggan masuk islam yang menurut anggapan mereka menurunkan martabat diri mereka dan merugikan kehidupan mereka.[2]

C.     Kandungan Ayat
Allah SWT menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar satu sama lain saling kenal-mengenal, setiap manusia sama pada sisi Allah yang membedaknnya hanya ketaqwaan kepada Allah SWT.
Allah SWT menciptakan manusia beraneka bangsa, suku bangsa, bahasa, adat istiadat, budaya, warna kulit, keaneka ragaman manusia seperti itu adalah bukan untuk berpecah belah, saling membanggakan kedudukan, yang satu sama lain lebih merasa terhormat dari pada lainnya. Akan tetapi supaya saling mengenal, bersilahturrahmi, berkomunikasi atau saling memberi dan menerima.
Hal penting yang mesti dipahami oleh manusia adalah adanya perintah agama sebagaimana yang tersirat dalam ayat diatas. Yakni mereka harus mengikuti perintah untuk sadar dan mengakui bahwa disisi Allah semua manusia itu sama kedudukannya, yang membedakan derajat mereka adalah ketaqwaan kepada Allah SWT. Orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling taqwa kepada-Nya. Karena itu manusia harus senantiasa membina dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.[3]


2.      QS AN-NISA’ : 135

a
b)      Arti Harfiah Ayat
”Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”[4]

c)      Asbabun Nuzul
Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini berkenaan dengan pengaduan dua orang yang bersengketa. Seorang kaya dan seorang miskin. Rasulullah Saw membela pihak yang fakir karena menganggap fakir akan menzalimi orang kaya. Akan tetapi Allah SWT tidak membenarkan tindakan Rasulullah Saw dan memerintahkan untuk menegakkan keadilan diantara kedua belah pihak. Tanpa membedakan seseorang karena kekayaannya atau kemiskinannya.

d)      Kandungan ayat
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan supaya berlaku adil, sebab tegaknya urusan masyarakat hanya akan tercapai dengan keadilan, demikian pula terpeliharanya peraturan. Disamping itu, dalam menegakkan keadilan terhadap kesaksian akan kebenaran karena Allah SWT, baik terhadap diri sendiri, kedua orang tua dan kaum kerabat, tanpa membedakan seseorang karena kejayaan atau kemiskinan.[5]
Dan Allah juga menegaskan secara sempurna dan penuh perhatian, kamu jadikan penegak keadilan sebagai sifat yang melekat pada diri kamu, dan laksanakanlah dengan penuh ketelitian. Sehingga tercermin dalam seluruh aktifitas lahir dan batinmu. Oleh sebab itu berhati-hatilah agar jangan sampai kalian pilih kasih terhadap orang kayak arena tamak kepada kebaikannya dan takut akan kejahatannya, dan jangan pula terhadap orang miskin yang biasanya dikasihi sehingga membuat kamu bertindak tidak adil, maka janganlah kamu jadikan kondisi itu alasan untuk tidak menegakkan keadilan, karena Allah SWT lebih tahu kemashalatan mereka, jadi tegakkanlah keadilan itu karena Allah SWT dan jangan menyimpang dari kebenaran.
Allah menyuruh berlaku adil dan menjadi saksi-saksi atas kebenaran walaupun terhadap diri sendiri , ibu,bapak, karib kerabat, kaya atau miskin, karena keadilan dan kebenaran diats segala-galanya.
Setiap mukminharus selalu melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar semata-mata karena Allah SWT dan bertujuan untuk mencari keadilannya. Sehubungan dengan ini Allah SWT memerintahkan kepada setiap orang yang akan menjadi saksi dalam suatu perkara agar menjadi saksi yang adil dan jujur. Ia harus menyatakan kebenaran kepada hakim sesuai dengan betul-betul ia ketahui agar hakim member putusan hakim, keluarga maupun diri sendiri.

3.      Hubungan antar Surat Al-Hujurat ayat 13 dengan Surat An-nisa ayat 135
Surat Al-Hujurat ayat 13 membahas tentang persamaan status social manusia. Dan juga tidak membedakan ssuku dan bangsa maupun agama. Karena kita sebagai seorang umat islam yang penuh keimanan janganlah sekali-kali kita membedakan umat-umat yang lain walaupun statusnya tidak sama. Sedangkan surat An-Nisa’ ayat 135 membahas tentang keadilan dimana seseorang hakim dalam memutuskan suatu perkara harus adil dan tidak boleh berat sebelah. Agar kita sebagai seorang ahli hakim tegakkanlah kebenaran itu dengan benar. Yang salah tetap salah, dan yang benar tetap benar. Tanpa pilih-pilih kasih. Dan juga sebagai seorang hakim harus menegakkan keadialan dengan benar jangan sekali-kali memandang seseorang itu dengan tujuan yang lain. Seperti main suap untuk menegakkan keadilan dari orang yang bersalah.
Maka Allah tidak setuju dengan orang yang seperti itu. Sebab didalam agama tidak ada perintah untuk menegakkan kesalahandengan membenarkannya. Orang yang selalu berpaling dari koridor Allah niscaya dia akan mendapat balasan yang sesuai dengan perbuatannya.








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

1.      Allah maha Kuasa pencipta yang paling baik, menciptakan manusia beraneka ragam bangsa dan suku.
2.      Bahwa Allah tidak menginginkan umatNya keluar dari segala aturan-aturan agama Islam itu sendiri.
3.      Allah menekan kepada mausia untuk selalu bersikap adil sesama manusia baik itu dalam keluarga maupun dilingkungan masyarakat.
4.      Allah mengetahui apa-apa yang kita perbuat diatas dunia
5.      Perlunya bersikap adil dan jujur akan menumbuhkan ketentraman,kebahagiaan dan kesejahteraan.
6.      Disisi Allah semua manusia itu sama kedudukannya yang membedakan derajta mereka adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.









DAFTAR PUSTAKA

Hamka, Tafsir al-azhar XV-XVI, ( Jakarta : CV Pustaka Panjimas, 1998 ),h.68
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Diponegoro, 2005)
http://ferrydjajaprana.multiply.com/reviews/item/7













BAB I
PENDAHULUAN

Allah SWT menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar satu sama lain saling kenal-mengenal, setiap manusia sama pada sisi Allah yang membedaknnya hanya ketaqwaan kepada Allah SWT.
Allah SWT menciptakan manusia beraneka bangsa, suku bangsa, bahasa, adat istiadat, budaya, warna kulit, keaneka ragaman manusia seperti itu adalah bukan untuk berpecah belah, saling membanggakan kedudukan, yang satu sama lain lebih merasa terhormat dari pada lainnya. Akan tetapi supaya saling mengenal, bersilahturrahmi, berkomunikasi atau saling memberi dan menerima.
Hal penting yang mesti dipahami oleh manusia adalah adanya perintah agama sebagaimana yang tersirat dalam ayat diatas. Yakni mereka harus mengikuti perintah untuk sadar dan mengakui bahwa disisi Allah semua manusia itu sama kedudukannya, yang membedakan derajat mereka adalah ketaqwaan kepada Allah SWT. Orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling taqwa kepada-Nya. Karena itu manusia harus senantiasa membina dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.






KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Persamaan Status Sosial ”.Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Tafsir di STAI YPI AL-IKHLAS PAINAN.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan  ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1.      QS AL-HUJURAT : 13..............................................................................     
2.      QS AN-NISA : 135....................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
1.      Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA  









” PERSAMAAN STATUS SOSIAL “
QS AL-HUJURAT AYAT 13 DAN QS AN-NISA’ AYAT 135

MAKALAH
TAFSIR
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK V :
Puji berwandi
Okta novia sari

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Ahmad Furqan

Sekolah tinggi agama islam (stai )
Ypi al-ikhlas painan
2011


[1] Depag RI.Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta : Departemen Agama RI,1991).h.760
[2] Ash-Shidie, Tafsir al-Bayan, ( Bandung : PT AL-Ma’ruf, 1996).h.70
[3] Syaukani. Spritual Masyarakat. (Jakarta: Nuansa Madanai. 2001).h.89
[4] Depag. RI. Op.Cit.h.137-138
[5] Khamad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi.(Semarang : Toha Putra,Juz,30.h.299

No comments:

Post a Comment