DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..
KHALIFAH-KHALIFAH YANG BERJASA PADA MASA DINASTI UMAYYAH
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….
A. KESIMPULAN…………………………………………………………….
B. SARAN…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai jasa-jasa khalifah pada
dinasti bani umayyah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Sago,
November 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah Umayyah berasal dari bahasa Arab yang bermakna anak
turun Umayyah, yaitu Umayyah bin Abdul Syams, ia adalah salah satu pemimpin
dari kabilah suku Qurays, Abdul Syams sendiri merupakan saudara Bani Hasyim
yang merupakan keturunan dari Abdul Manaf, dari Bani Hasyim inilah lahir Nabi
Muhammad SAW .
Sebelum Islam hasir di tengah-tengah bangsa Arab waktu itu,
Bani Umayyah selalu bersaing dengan Bani Hasyim. Ketika itu Bani Umayyah lebih
berperan dalam masyarakat Mekah, penyebabnya adalah mereka menguasai
pemerintahan dan perdagangan yang banyak bergantung pada pengunjung Kakbah.
Sedangkan Bani Hasyim merupakan orang-orang yang sederhana.
Keadaan
mulai berubah ketika Nabi Muhammad SAW salah satu keturunan Bani Hasyim
mendapatkan wahyu dari Allah untuk mengembangkan agama Islam, dengan
berkembangnya agama IslamBani Umayyah merasa bahwa kekuasaannya terancam, oleh
sebab itu mereka menjadi penentang utama dalam perjuangan Nabi SAW, misalnya
Abu Sufyan bin Harb. Ia pernah menjadi pemimpin suku Qurays Mekkah dalam
peperangan melawan Nabi Muhammad SAW.
Setelah Islam menjadi kuat dan mampu merebut Mekkah, Abu
Sufyan bin Harb dan pihaknya menyerah, peristiwa itu disebut fathul makkah yang
terjadi pada tahun 8 Hijriah, dan ketika itu Abu Sufyan bin Harb dan anaknya Muawiyah
bin Abu Sufyan memeluk Islam, peristiwa ini menjadi awal berperannya Bani
Umayyah dalam sejarah perkembangan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
KHALIFAH-KHALIFAH YANG BERJASA
PADA MASA DINASTI UMAYYAH
Beberapa
khalifah yang paling berjasa dalam perkembangan umat Islam diantaranya :
1.
Muawiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah
bin Abu Sufyan adalah pendiri kekhalifahan Bani Umayyah, seperti yang telah
dipaparkan diatas. Namanya disejajarkan dalam deretan Khulafaurrasyidin. Bahkan
kesalahannya yang menyeleweng dari konsep pemilihan kepala negara pun dapat
dimaafkan oleh rakyat, karena jasa-jasa dan kebijaksanaan politiinya yang
mengagumkan.
Muawiyah
mendapat kursi kekhalifahan setelah Hasan bin Ali berdamai dengannya pada tahun
41 H pada saat amul jamaah.
Muawiyah
menerima kekhilafahan di Kufah dengan syarat-syarat yang diajukan oleh Hasan
yaitu :
1.
Agar Muawiyah tidak menaruh dendam terhadap seorang pun penduduk Irak
2.
Menjamin keamanan dan memafkan kesalahan mereka
3.
Agar pajak tanah negeri Ahwaz diperuntukkan kepadanya, dan dibayarkan tiap
tahun
4.
Agar Muawiyah membayar kepada saudaranya, Husain, 2.000.000 dirham
5.
Pemberian kepada Bani Hasyim harus lebih banyak dari Bani Abdis Syams.
Muawiyah
di baiat oleh umat Islam di Kufah sedangkan Hasan dan Husain dikembalikan ke
Madinah
Ia
memerintah selama 19 tahun. Pada masa pemerintahannya, Islam menyebar kearah
barat dengan menguasai Tunisia, ke arah timur, tentara Islam menguasai Khurasan
sampai kesungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan
serangan-serangan ke Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel
Kebijakan-kebijakan
yang dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan diantaranya:
•
Dalam bidang pemerintahan beliau mendirikan dinas pos untuk memperlancar
administrasi pusat dengan daerah, mengadakan dinas pos kilat dengan menggunakan
kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos
•
Dalam bidang perekonomian beliau mendirikan kantor cap untuk mencetak mata
uang, memberikan gaji tetap kepada tentara.
•
Dalam bidang hukum, Muawiyah bin Abu Sufyan memunculkan profesi qadi yang
bertugas memutuskan hukum dalam permasalahan-permasalahan yang muncul di
kalangan umat muslim.
Muawiyah
wafat pada tahun 60 H, di Damaskus karena sakit dan digantikan oleh puteranya
Yazid bin Muawiyah yang telah ditetapkan sebagai putra mahkota sebelumnya, akan
tetapi kepemimpinan Yazid tidak seperti kepemimpinan ayahnya, banyak hal yang
harus diatasi diantaranya membereskan pemberontak kaum Syiah yang telah
membaiat Husein sepeninggal Muawiyah, terjadi perang Karbela yang menyebabkan
terbunuhnya Husein, menghadapi pemberontak di Makkah dan Madinah dengan keras,
runtuhnya dinding kakbah karena terkena lemparan manjaniq, alat pelempar batu
ke arah lawan, dan peristiwa tersebut merupakan aib terbesar dalam
pemerintahannya.
2.
Abdul Malik bin Marwan
Khalifah
Abdul Malik adalah orang kedua yang terbesar dalam deretan para khalifah Bani
Umayyah yang disebut-sebut sebagai khalifah kedua bagi kedaulatan Bani Umayyah.
Ia dikenal dengan sebagai seorang hkalifah yang ilmu agamanya sangat baik,
terutama di bidang fiqh.
Abdul
Malik bin Marwan memerintah selama 20 tahun. Dalam masa pemerintahannya tentara
Islam meyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Baikh, Bukhara,
Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Mayoritas penduduk dikawasan ini kaum
Paganis. Pasukan islam menyerang wilayah Asia Tengah pada tahun 41H / 661M,
pada tahun 43H / 663M mereka mampu menaklukkan Salistan dan menaklukkan
sebagian wilayah Thakaristan pada tahun 45H / 665M. wilayah Quhistan pada tahun
44H / 664M. Abdullah Bin Ziyad tiba dipegunungan Bukhari Pada tahun 44H / 664M
para tentaranya datang ke India dan dapat menguasai Balukhistan,Sind, dan
daerah Punjab sampai ke Maltan.
Dia
telah berhasil mengembalikan sepenuhnya kesatuan wilayah dan wibawa kekuasaan
keluarga Umayyah dari seluruh pengacau negara yang ada di penguasa sebelumnya,
mulai dari gerakan pemisahan Abdullah bin Zubair di Hijjaz, pemberontakan kaum
Syiah dan Khawarij sampai aksi teror yang dilakukan Al Muktar bin Ubaid as
Saqafi di Kufah, dan pemberontakan yang dipimpin Mus’ab bin Zubair di Irak. Ia
juga menundukkan tentara Romaw yang sengaja mengacaukan sendi pemerintahan Bani
Umayyah
Disamping
perluasan wilayah, Abdul Malik bin Marwan juga membuat kebijakan-kebijakan
diantaranya :
Dalam
bidang perekonomian : Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Byzantium dan
Persia menjadi mata uang yang bertuliskan kata-kata dengan huruf Arab, Ia juga
memerintahkan untuk mencetak mata uang secara teratur.
Pemikiran
yang serius terhadap penerbitan dan pengaturan uang dalam masyarakat islam. Hal
ini dilatarbelakangi oleh permintaan Romawi agar menghapus kalimat
bissmillahirahmanirahim dari mata uang yang berlaku pada masa khalifahnya. Pada
saat itu Romawi mingimpor dinar Islam dariMmesir, Akan tetapi permintaan itu di
tolaknya.
Bahkan
dia mencetak mata uang islam sendiri dengan tetap mencantumkan
bismillahirahmanirahim pada tahun 74H (659M).
Pada
masa Umayyah, (Khalifah Abd Al-Malik) juga berhasil melakukan
pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan. Beliau juga menjadikan bahasa
Arab sebagai bahasa resmi dalam adminstrasi, yang sebelumnya menggunakan bahasa
yang bermacam-macam, seperti bahasa Yunani di Syams, bahasa Persia di Persia,
dan bahasa Qibthi di Mesir
Beliau
juga membangun sarana-prasarana seperti gedung – gedung, memperluas Masjidil
Haram dan juga mendirikan dinas pos.
Khalifah
Abdul Malik waat pada tahun 86 H dan digantikan oleh puteranya Al Walid bin
Abdul Malik
3.
Al Walid bin Abdul Malik
Khalifah
Al Walid bin Abdul Malik, memerintah selama 10 tahun. Pada masa pemerintahannya
tentara Islam menguasai Aljazair, Maroko, di Afrika Utara.
Ekspansi
kebarat secara besar-besaran dilanjutkan dijaman Al-Walid Ibn Abd Abdul Malik
(705M-714M). Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran dan
ketertiban. Umat islam merasa hidup bahagia, tidak ada pemberontakan dimasa
pemerintahanya.
Pada
masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas, penaklukan ini
dimulai dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua eropa yaitu pada
tahun 711M. Setelah Al Jazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq Bin Ziyad
pemimpin pasukan islam dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan
antara Maroko dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang
dikenal nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan
demikian Spanyol menjadi sasaran.
Selanjutnya
Ibu Kota Spanyol Kordova dengan cepatnya dapat dikuasai, menyusul setelah itu
kota-kota lain seperti Sevi’e, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota
Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.
Dia
memulai kekuasaannya dengan membangunMasjid Jami’ di Damaskus. Masjid Jami’ ini
dibangun dengan sebuah arsitektur yang indah, dia juga membangun Kubbatu Sharkah
dan memperluas masjid Nabawi, disamping itu juga melakukan pembangunan fisik
dalam skala besar.
Karena
ketika itu kekayaan melimpah, maka beliau menyempurnakan pembangunan
gedung-gedung pemerintahan, pabrik-pabrik, dan jaringan jalan raya yang
dilengkapi dengan sumur untuk para kafilah yang melewati jalan tersebut. Ia
juga membangun masjid Al Amawi yang terkenal di Damaskus.
Ia
juga memanfaatkan kekayaan negerinya untuk menyantuni para yatim piatu, fakir
miskin, dan penderita cacat seperti lumpuh, buta dan penyakit kusta. Ia juga
membangun panti untuk menampung orang cacat tersebut, semua pegawai yang
bekerja di panti tersebut mendapat gaji yang tetap dari Khalifah.
Pasukan
islam memperoleh dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat
kekejaman penguasa. Pada masa inilah pemerintah islam mencapai wilayah yang
demikian luas dalam rentang sejarahnya, dia wafat pada tahun 96H / 714M dan
memerintah selama 10 tahun kemudian digantikan oleh adiknya Sulaiman bin Abdul
Malik, sebagaimana wasiat ayahnya.
Khalifah
yang berjasa dalam dinasti Bani Umayyah yang selanjutnya adalah
4.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Khalifah
Umar bin Abdul Aziz, hanya memerintah dalam waktu yang singkat yaitu selama 3
tahun, meskipun demikian Khalifah Umar bin Abdul Aziz mencapai banyak kemajuan
dalam pemerintahannya.
Pada
waktu itu, tentara Islam dibawah pimpinan Abdurrahman Al Gafiqi memasuki
kawasan Bordeaux, Poitiers, dan Tour di Prancis. Angkatan laut Islam juga
berhasil menguasai pulau-pulau di Laut Tengah, seperti Balaerik, Sisilia,
Sardinia, dan Korsika. Dengan demikian wilayah Islam mencakup daerah yang
sangat luas yang meliputi Afrika Utara, Spanyol, Suriah, Palestina, Jazirah
Arab, Irak, Asia Kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan dan Turkistan .
Dimasa
pemerintahannya pasukan Islam melakukan penyerangan ke Prancis dengan melewati
pegunungan Baranese mereka sampai ke wilayah Septomania dan Profanes, lalu
melakukan pengepungan Toulan sebuah wilayah di Prancis. Namun kaum muslimin
tidak berhasil mencapai kemenangan yang berarti di Prancis
Setelah
perluasan wilayah tersebut khalifah Umar bin Abdul Aziz menitikberatkan oada
perhatiannya di bidang politik dan pemerintahan dalam negeri, Umar bin Abdul
Aziz mulai menjalin hubungan kembali dengan golongan Syiah dan menyamakan
kedudukan orang Arab dengan orang Mawali
Selama
masa pemerintahanya dia menerapkan kembali ajaran Islam secara utuh, dan
menyeluruh. Ketika diangkat sebagai khalifah, dia mengumpulkan rakyatnya dan
mengumpulkan serta menyarahkan harta kekayaan diri dan keluarganya yang tidak
wajar kepada kaum muslimin melalui baitul mal. untuk membersihkan Baitul Maal
dari pemasukan harta yang tidak halal dan berusaha mendistribusikannya kepada
yang berhak menerimanya. Misalnya seperti yang Ia lakukan terhadap salah satu
hartanya : perkampungan Fadak, desa di sebelah utara Makkah, yang sejak
Rasulullah SAW wafat dijadikan milik negara. Namun, pada masa khalifah ke-4
Bani Umayah (memerintah 684-685 M), harta tersebut dimasukkan sebagai milik
pribadi khalifah dan mewariskannya kepada keturunannya. Beliau banyak
menghidupkan dan memperbaiki tanah-tanah yang tidak produktif, menggali
sumur-sumur baru dan membangun masjid-masjid.
Ia
juga membuat perhitungan dengan para amir (setingkat gubernur) agar mereka
mengembalikan harta yang sebelumnya bersumber dari sesuatu yang tidak sah. Dia
juga tidak mengambil sesuatupun dari baitul mal. Termasuk pendapatan fai yang
telah menjadi haknya, menghentikan jizyah bagi orang Islam baru, beliau juga
meringankan beban pajak yang ditanggung oleh masyarakat. Dia mendistribusikan
sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan tidak ada lagi
dijamannya. Dimasa pemerintahannya tidak ada lagi orang yang berhak menerima
zakat ataupun sedekah.
Kondisi
baitul mal ketika ketika itu terus meluas. Tidak hanya sekadar menyalurkan dana
tunjangan, tetapi juga dikembangkan dan diberdayakan untuk menyalurkan
pembiayaan demi keperluan pembangunan sarana dan prasarana umum. Bahkan, Baitul
Maal juga dipakai untuk membiayai proyek penerjemahan buku-buku kekayaan
intelektual Yunani Kuno. Di sinilah gelombang intelektual Islam dimulai.
Pada
masa pemerintahan khalifah Umar Bin Abd Al-Aziz kemajuan dibidang Tashri mulai
meningkat, beliau berusaha mempertahankan perkembangan hadits yang hampir
mengecewakan, karena para penghafal hadits sudah meninggal sehingga Umar Bin
Abd Al-Aziz berusaha untuk membukukan Hadits.
Keberhasilan
dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat inilah yang membuat Umar bin Abdul
Aziz tidak hanya layak disebut sebagai pemimpin negara, tetapi juga sebagai
fiskalis muslim yang mampu merumuskan, mengelola, dan mengeksekusi kebijakan
fiskal pada masa kekhalifahannya. Barangkali, istilah fiskal memang belum
dikenal pada masa itu karena istilah ini baru digunakan pada abad 20 sebagai respon
sistem ekonomi kapitalis atas depresiasi ekonomi yang melanda dunia pada tahun
1930.
Negara-negara
Kapitalis menghadapi permasalahan yang besar dengan turunnya pendapatan
pemerintah, perekonomian yang lesu, pengangguran yang meluas, dan inflasi.
Kebijakan moneter yang selama ini digunakan pemerintah untuk menstabilkan
ekonomi tidak dapat mengatasi depresi ekonomi. Sampai akhirnya John M. Keynes
pada tahun 1936 menerbitkan bukunya yang terkenal The General Theory of
Employment, Interest and Money. Buku Keynes ini merupakan peletak dasar
diberlakukannya kebijakan fiskal oleh negara yang pada saat itu digunakan untuk
mengatasi depresi ekonomi terutama di Amerika Serikat.
Jauh
sebelum Keynes mencanangkan kebijakan fiskal untuk mengelola keuangan negara,
distribusi kekayaan, dan menciptakan kesejahteraan, Umar bin Abdul Azizi telah
membuktikan bahwa tak satu pun rakyatnya merasa kekurangan karena kesejahteraan
yang merata. Kisah di awal tulisan ini jelas memberikan gambaran bahwa
kebijakan Umar bin Adbul Aziz berhasil membangun kejayaan Dinasti Umayyah pada
tahun 99-102H/717-720M.
Umar
bin Abdul Aziz layak disebut fiskalis muslim karena memilki kebijakan
pengelolaan keuangan negara yang relatif matang pada masanya. Hal ini dapat
dilihat dari pengelolaan penerimaan negara yang meliputi pajak, zakat, khums
(bagian seperlima), dan distribusi pengeluaran negara yang meliputi belanja
pegawai, belanja peralatan administrasi negara, pendidikan, dan distribusi
zakat.
Umar
bin Abdul Aziz memiliki pandangan bahwa menciptakan kesejahteraan masyarakat
bukan dengan cara mengumpulkan pajak sebanyak-banyaknya seperti yang dilakukan
oleh para khalifah Bani Umayyah sebelum Umar, melainkan dengan mengoptimalkan
kekayaan alam yang ada, dan mengelola keuangan negara dengan efektif dan
efisien. Umar bin Abdul Aziz akan langsung menegur gubernur atau pegawainya
yang boros dalam menggunakan anggaran negara.
Pada
pemerintahaannya beliau memprioritaskan pembangunan di dalam negri. Menurutnya,
memperbaiki, dan meningkatkan kesejahteraan Negara-negara Islam adalah lebih
baik dari pada menambah memperluas wilayah. Ia pula menjaga hubungan baik
antara pihak oposisi dan memberikan hak kebebasan beribadah kepada penganut
agama lain.
Khalifah
yang juga merupakan cucu dari salah satu Khulafaurrasyidin Umar bin Khattab
ini, memiliki peran yang sangat besar bagi perkembangan Islam dari berbagai
segi, dengan ilmu yang beliau miliki, dan mengaplikasikannya demi kemaslahatan
umat. Sehingga masyaakat sangat mencintai beliau sampai beliau wafat pada tahun
101 H, dan kemudian digantikan oleh Yazid bin Ibnu Malik (Yazid II)
5.
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Hisyam
bin Abdul Malik, memerintah selama kurang lebih 20 tahun. Pemerintahannya
dikenal dengan adanya perbaikan-perbaikan dan menjadikan tanah-tanah produktif.
Dia membangun kota Rasyafah dan membereskan tata administrasi. Hasyim dikenal
sangat jeli dalam berbagai perkara dan pertumpahan darah. Namun dia dikenal
sangat kikir dan pelit. Penaklukan dimasa pemerintahannya yang dipimpin oleh
Abdur Rahman Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers, dari sana
ia mencoba menyerang Tours. Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota
Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Prancis pada tahun
114H / 732M. peristiwa penyerangan ini merupakan peristiwa yang sangat
membahayakan Eropa.
Dengan
keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah
kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah
itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak,
sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan
Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah
Namun
demikian, pada masa pemerintahannya Bani Umayyah mengalami kemunduran, hal ini
disebabkan karena banyaknya kerusuhan dan gerakan yang melawan khalifah.
Diantara gerakan yang paling kuat menentang khalifah adalah gerakan dari
kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh Kaum Mawali, dan gerakan oleh kaum
Syiah yang bersekutu dengan Abbasiyah.
Hisyam
bin Malik sebenarnya merupakan khalifah yang cakap, Ia melakukan banyak
pembenahan dalam pemerintahannya. Akan tetapi gerakan perlawanan pada waktu itu
sudah sedemikian kuat. Selain itu, khalifah-khalifah yang memerintah sesudahnya
adalah khalifah yang lemah, yang menyebabkan kekhalifahan Bani Umayyah akhirnya
runtuh pada tahun 750 M atau hanya berselang 7 tahun dari akhir pemerintahan
Hisyam binAbdul Malik.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian Bab II diatas dapat penulis simpulkan bahwa :
·
Jasa
–jasa Muawiyah Bin Sofyan diantaranya adalah kebijakan-kebijakan yang
dilakukannya Dalam bidang pemerintahan beliau mendirikan dinas pos untuk
memperlancar administrasi pusat dengan daerah, mengadakan dinas pos kilat
dengan menggunakan kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos. Dalam bidang
perekonomian beliau mendirikan kantor cap untuk mencetak mata uang, memberikan
gaji tetap kepada tentara.
·
Dalam
bidang perekonomian : Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Byzantium dan
Persia menjadi mata uang yang bertuliskan kata-kata dengan huruf Arab, Ia juga
memerintahkan untuk mencetak mata uang secara teratur.
B.
SARAN
Demikian makalah yang kami buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin
di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon
dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak
luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
Wabillah Taufik Walhidayah
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono.2002.Tonggak
Sejarah Kebudayaan Islam.Solo:Tiga Serangkai
Huda,
Nurul dkk.2008.Ekonomi Makro Islam, Pendekatan Teoritis. Jakarta:kencana.
Mufrodi,
Ali.1997.Islam di Kawasan Arab.Jakarta:Logos Wacana Ilmu
Muhammad.2002.Kebijakan
Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta; Salemba empat
www.Republika.com
http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-islam-masa-bani-umayyah.html
diakses
oada 25 februari 2012 pukul 05.05 WIB
http://zoulkem.wordpress.com/2010/01/14/kebijakan-fiskal-dan-moneter-pertengahan-islam/
diakses pada 25 Feb. 12 pukul 05:45
http://syiahali.wordpress.com/2011/01/15/salah-satu-dari-khalifah-bani-umayyah-yang-pada-masa-pemerintahannya-yang-sangat-pendek-mampu-melakukan-kejahatan-yang-teramat-keji-adalah-yazid-bin-muawiyah-dalam-masa-pemerintahannya-yang-hanya-tig/
diakses pada 25 Februari 2012, pukul 05.30
No comments:
Post a Comment