KATA PENGANTAR
Puji syukur
kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat-Nya kepada kita
semua. Dalam penyusunan makalah ini penulis
telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun
sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik
dari segi tehnik penulisan maupun tata bahasa, tetapi walaupun demikian penulis
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan penulis serta
beberapa kerabat, keluarga yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi
penulis demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu
penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas, telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran
penyusunan makalah ini.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak
yang bersifat membangun.
Sago,11 januari 2015
Penulis,
Williya EkaPutri
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ………………………………………………………………………..
Daftar
Isi ……………………………………………………………………………….
Bab
1 Pendahuluan …………………………………………………………………..
1.1
Latar Belakang…………………………………………………………………
1.2
Rumusan Masalah …………………………………………………………..
1.3
Tujuan …………………………………………………………………………
Bab
2 Pembahasan …………………………………………………………………….
·
Kedelai…………………………………………………………………………..
·
Cara
Budidaya Kedelai………………………………………………………….
·
Masalah
yang dihadapi dalampembudidayaan kedelai
·
Cara
mengatasi
·
Cara
pengolahan kedelai
Bab
3 Penutup
3.1
Simpulan
3.2
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini , harga kedelai sedang
mengalami kenaikan. Banyak pengrajin tahu tempe yanmg terkena imbasnya. Karena
Indonesia masih impor kedelai, jadi tidak ada salahnya kalau kita mengetahui
bagaimana cara membudidayakan tanaman tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana cara pembudidayaan kedelai?
2.
Apa saja masalah yang dihadapi dalam
membudidayakan kedelai serta cara mengatasinya?
3.
Apa saja jenis pengolahan dari kedelai?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui
cara pembudidayaan kedelai yang baik dan mudah . serta memberikan solusi dalam
pengolahan kedelai sehingga produk – produk yang dihasilkan tidak hanya bahan
mentah saja(biji kedelai) tapi berupa bahan olahan yang bernilai eknomi lebih
tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
KEDELAI
Kedelai (kadang-kadang
ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu tanaman
polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini
telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih
diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang
dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam
sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyaknabati dunia.
Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika
Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat
di luar Asia setelah 1910.
CARA BUDIDAYA
KEDELAI
Teknik Budidaya
Teknik budidaya
kedelai yang dilakukan sebagian
besar petani umumnya masih sangat sederhana, baik dalam hal pengolahan tanah,
pemupukan dan pemberantasan hama/penyakitnya, sehingga produksinya masih
relatif rendah.Sebagian besar petani tidak melakukan pengolahan tanah (TOT =
tanpa olah tanah), terutama tanah bekas padi atau tebu. Tanah hanya dibersihkan
dari je-rami padi dan daun tebu, yang selanjutnya bibit kedelai ditebar atau
ditugal terlebih dahulu untuk lubang untuk penanaman biji kedelai. Selain itu
kualitas bibitnya kurang baik, sehingga produksinya relatif rendah.
Dalam hal
pemupukan, sebagian besar petani belum melakukannya secara intensif atau semi
intensif. Tidak menggunakan pupuk sama sekali atau minim sekali jumlahnya.
Demikian juga dalam hal pemberantasan hama penyakit dapat dikatakan kurang
sekali, sehingga banyak kerugian atau rendahnya produksi akibat serangan hama
penyakit. Teknik produksi yang cukup intensif adalah sebagai berikut :
Seleksi Bibit
Kedelai
Bibit yang baik adalah berukuran besar, tidak cacat, berwarna seragam (putih, kekuning-kuningan). Jumlah bibit antara 40 – 50 kg per ha untuk tanaman monokultur, sedangkan untuk tanaman tumpangsari dengan jagung, yaitu 30 kg biji kedelai dan jagung 20 kg per ha.
Bibit yang baik adalah berukuran besar, tidak cacat, berwarna seragam (putih, kekuning-kuningan). Jumlah bibit antara 40 – 50 kg per ha untuk tanaman monokultur, sedangkan untuk tanaman tumpangsari dengan jagung, yaitu 30 kg biji kedelai dan jagung 20 kg per ha.
Pengolahan
Tanah
Di lahan kering dengan tanaman tumpang sari, tanah diolah dua kali dengan alat bajak dan luku, sedangkan di sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan dari jerami, kemudian tanah diolah satu kali.Untuk tanah yang pH-nya rendah, diberi kapur atau dolomit antara 200 – 300 Kg per ha. Pada saat ini juga tanah diberi pupuk dasar, yaitu pupuk SP-36 sebanyak 100 Kg untuk monokultur, sedangkan bila tumpang sari dengan jagung dosisnya adalah sebanyak 200 kg – 250 kg per ha.
Di lahan kering dengan tanaman tumpang sari, tanah diolah dua kali dengan alat bajak dan luku, sedangkan di sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan dari jerami, kemudian tanah diolah satu kali.Untuk tanah yang pH-nya rendah, diberi kapur atau dolomit antara 200 – 300 Kg per ha. Pada saat ini juga tanah diberi pupuk dasar, yaitu pupuk SP-36 sebanyak 100 Kg untuk monokultur, sedangkan bila tumpang sari dengan jagung dosisnya adalah sebanyak 200 kg – 250 kg per ha.
Penugalan
Lubang
Untuk tanaman monokultur, dibuat lubang dengan tugal dengan jarak 20 x 30 cm, sedangkan untuk tumpangsari dengan jagung lubang untuk kedelai 30 x 30 cm dan untuk jagung 90 x 90 cm. Lubang untuk jagung dibuat terlebih dahulu, dan setelah jagung tumbuh 2 – 3 minggu kemudian dibuat lubang untuk kedelai.
Untuk tanaman monokultur, dibuat lubang dengan tugal dengan jarak 20 x 30 cm, sedangkan untuk tumpangsari dengan jagung lubang untuk kedelai 30 x 30 cm dan untuk jagung 90 x 90 cm. Lubang untuk jagung dibuat terlebih dahulu, dan setelah jagung tumbuh 2 – 3 minggu kemudian dibuat lubang untuk kedelai.
Penanaman
Kedelai
Untuk tanaman
monokultur, biji kedelai dimasukan dalam lubangang telah dibuat. Untuk tanaman
tumpang sari, biji jagung ditanam ter-lebih dahulu dan 2 – 3 minggu kemudian
baru ditanam kedelai.
Penyiangan Dan
Pemupukan
Penyiangan
dilakukan setelah tanaman berumur 30 – 35 hari, dan setelah itu langsung
dipupuk, yaitu untuk tanaman monokultur dengan 50 kg urea dan 50 kg KCl. Bila
kondisinya masih kurang baik, maka penyiangan dilakukan lagi pada umur 55
hari.Sedangkan untuk tanaman tumpangsari penyiangan dilakukan pada umur jagung
40 – 45 hari dan setelah itu diberi pupuk sebanyak 350 kg urea dan 100 kg KCl.
Pengairan/Drainase
Untuk
memperoleh pertumbuhan yang baik, maka bila kekurangan air, tanaman perlu
diberi pengairan, terutama pada umur 1 – 50 hari. Demikian pula bila tanahnya
terlalu banyak air, perlu adanya drainase.
Panen
Panen kedelai dilakukan bila sebagian daunnya sudah kering. Caranya adalah dengan mencabut batang tanaman, termasuk daunnya. Selanjutnya dijemur dan setelah kering, batang berbuah tersebut dihamparkan diatas tikar bambu. Kemudian dipukul-pukul agar bijinya jatuh ketikar. Selanjutnya biji kedelai dimasukkan dalam karung.
Panen kedelai dilakukan bila sebagian daunnya sudah kering. Caranya adalah dengan mencabut batang tanaman, termasuk daunnya. Selanjutnya dijemur dan setelah kering, batang berbuah tersebut dihamparkan diatas tikar bambu. Kemudian dipukul-pukul agar bijinya jatuh ketikar. Selanjutnya biji kedelai dimasukkan dalam karung.
Titik-Titik
Rawan
Masalah teknis
yang dihadapi petani dalam budidaya tanaman kedelai antara lain masalah
pengadaan bibit yang tidak terseleksi (bukan bibit unggul), pengadaan pupuk dan
obat-obatan, serta masalah iklim. Seperti telah diuraikan di depan, bahwa
hambatan ini antara lain karena faktor-faktor internal petani. Oleh karenanya,
dalam PKT Budidaya Tanaman Kedelai ini, sangat ditekankan pentinya peranan UB
selaku Inti, di mana selain menyediakan bibit unggul, juga bertindak sebagai
pembinan dalam pengaturan jadwal penanaman, pengarahan pemberian pupuk dan
obat-obatan serta penyuluhan dan pembinaan teknis lainnya.
Masalah yang
dihadapi dalam pembudidayaan kedelai
Secara teknis agronomis, masalah
yang sering terlihat dilapang adalah sebagai berikut :
·
Masa tanaman
dalam satu hamparan (> 50 ha) belum serempak, tanaman yang terlambat tanam
sering terserang hama, tumbuh kerdil atau kekeringan.
·
Varietas dan
benih yang ditanam kebanyakan masih bermutu ”asal-asalan”.
·
Populasi
tanaman yang dipanen setiap hektar optimal sehingga hasil rendah.
·
Penyiapan lahan
bekas sawah pada musim kemarau tanpa pembuatan saluran drainase, sehingga masih
tergenang atau tanaman muda mengalami deraan penggenangan sehingga terhambat
pertumbuhannya.
·
Pengendalian
gulma sering terlambat atau jarang dilakukan.
· Pengendalian
hama penyakit belum efektif dan sering terlambat.
Cara
mengatasi
Memilih benih
denganVarietas Unggul
Varietas unggul
Wilis paling luas ditanam oleh petani saat ini. Disisi lain, telah tersedia
tujuah varietas unggul baru untuk ditanam dilahan sawah (Tabel 1)
Varietas unggul
tersebut telah dievaluasi daya hasilnya, sehingga apabila dibudidayakan dengan
benar dan baik, produktivitasnya dapat mencapai 1,5-2,0 ton/ha. Penyediaan
benih kedelai yang bermutu untuk petani masih merupakan masalah yang memerlukan
pemecahan. Kebutuhan benih dengan daya tumbuh lebih 90% adalah sekitar 45-50 kg
biji/ha luas lahan
Tabel 1. Varietas Unggul Baru Kedelai Lahan Sawah Dilepas
Antara Tahun 1998-2001
Varietas
|
Hasil biji
(ton/ha)
|
Umur Masak
(hari)
|
Berat 100
biji
(gr)
|
Sifat Khusus
|
Argomulyo
|
1,50-2,00
|
82
|
17-20
|
Toleran karat daun
|
Bromo
|
1,50-2,50
|
85
|
14-15
|
-
|
Burangrang
|
1,60-2,50
|
80
|
16-17
|
Agak genjah
|
Sinabung
|
2,10-2,64
|
85
|
11
|
Adaptif pada lahan sawah
Agak tahan pyk.kerat daun
|
Kaba
|
2,00-2,85
|
85
|
11
|
Adaptif pada lahan sawah
Agak tahan pyk.kerat daun
|
Mahameru
|
2,12-3,03
|
85
|
17
|
Agak tahan pyk.kerat daun
|
Anjasmoro
|
2,14-2,96
|
85
|
15
|
Agak tahan pyk.kerat daun
|
Menyiasati
Waktu Tanam
Ditanam pada
bulan Maret/April atau Juli/Agustus masing-masing untuk pertanaman MK I dan MK
II. Agar tidak terjadi akumulasi serangan hama dan penyakit serta kekurangan
air, kedelai dianjurkan ditanam tidak lebih dari 7 hari setelah tanaman padi
dipanen. Tanam harus dilakukan secara serempak pada satu hamparan, minimal 50
Ha.
Penyiapan Lahan
Kedelai yang
ditanam setelah padi sawah tidak memerlukan pengolahan tanah. Saluran drainase
dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 30 cm, setiap 3-4 perlu dibuat untuk mengurangi
kelebihan air dan berfungsi pula sebagai saluran irigasi pada saat hujan sudah
berhenti.
Pengendalian
Hama
Pengendalian
hama secara bercocok tanam (kultur teknis) dan pengendalian secara hayati
(biologis) saat ini dilakukan untuk menekan pencemaran lingkungan. Pengendalian
secara kultur teknis antara lain penggunaan mulsa jerami, pengolahan tanah,
pergiliran tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan serta penggunaan
tanaman perangkap jagung. Sedangkan contoh pengendalian secara biologis antara
lain penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae, penggunaan
Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spadoptera litura (SINPV)
dan untuk ulat buah Helicoverpa armigera (HaNPV) serta penggunaan feromonoid
seks yang mampu mengendalikan ulat grayak. Terdapat 4 bahan nabati yang efektif
terhadap hama pengisap polong dilapangan, yaitu serbuk biji nimba, srikaya,
sirsak dan ekstrak daun mindi. Serbuk biji srikaya 40 gr/l mampu menekan
populasi kutu kebul setara dengan insektisida Amitraz.
Pengendalian
Penyakit
Penyakit utama
pada kedelai adalah karat daun Phacospora pachyrhizi, busuk batang dan akar
Schlerospora rol feii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian
penyakit karat daun dengan fungisida Mancozeb, penyakit busuk batang dan akar
menggunakan jamur antagonis Trichoderma harzianum. Sedangkan pengendalian virus
dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida
Decis. Waktu pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur 40, 50 dan 60
hari.
Contoh pengolahan kedelai
PENGOLAHAN KEDELAI NATA DE SOYA DENGAN BAHAN BAKU KEDELAI PUTIH
1. Peralatan:
-
kompor
-
panci stainless steel
-
saringan kelapa dengan lubang-lubang yang halus
-
gelas ukur
-
loyang plastik 25 X 30 cm 4 buah
-
karet gelang 8 buah/tali kasur.
-
kertas koran 4 lembar
-
pH indicator
B. Bahan :
1. Kedelai 1 Kg
2. bibit bakteri Acetobacter xylinum 100-150 cc
3. pupuk urea/ZA 0,6 gram
4. cuka 5-8 Sendok Teh
5. gula 100 gram
2. bibit bakteri Acetobacter xylinum 100-150 cc
3. pupuk urea/ZA 0,6 gram
4. cuka 5-8 Sendok Teh
5. gula 100 gram
2. Cara Kerja
I. Loyang
Siapkan 4 buah loyang dalam keadaan kering dan bersih.
II. Pengolahan Kedelai
Siapkan 4 buah loyang dalam keadaan kering dan bersih.
II. Pengolahan Kedelai
Masukan 4 liter air dan 1 Kg kedelai kedalam panci. panaskan air dan kedelai dalam panci di atas kompor dengan pemanasan yang cukup ambilah kotoran-kotoran atau gelembung-gelembung yang ada dipermukaan yang sedang dipanaskan dengan saringan ( 30- 40° Celsius) sampai bersih. masukan pupuk urea/ZA dalam panci, biarkan 5 menit, ambilah kembali kotoran-kotoran yang ada dengan saringan. masukan 100 gram gula, biarkan 5 menit, ambil kembali kotoran-kotoran yang ada dengan saringan. masukan 5-8 mL cuka (atur agar pH 3-4), biarkan hingga mendidih. Turunkan dari kompor setelah mendidih.
III. Fermentasi
1. masukan 1 liter
air rebusan limbah produksi tahu/produksi tempe yang masih panas dalam loyang.
selanjutnya, lakukan hal yang sama untuk 3 loyang lainnya.
2. tutuplah loyang dengan kertas Koran dengan
baik dan rapih hingga tertutup rapat lalu diikat sekeliling sisi loyang.
3. simpan loyang
ditempat yang baik dengan sirkulasi udara yang bagus, suhu ruang berkisar
28-30° Celsius. Biarkan selama 1 hari.
4. hari berikutnya dilakukan pembibitan, dengan
cara seperti berikut:
a.
angkat tutup koran sedikit disalah satu
ujungnya loyang, masukan bibit dari botol 100-150 cc, selanjutnya tutup
kembali, lakukan hal yang sama untuk 3 loyang lainnya.
b.
simpanlah loyang yang sudah di isi bibit
selama 7-14 hari dalam keadaan tertutup seperti semula.
c.
setelah 7-14 hari, air rebusan limbah
produksi tahu/produksi tempe yang semula cair sekarang sudah menjadi padat
(nata/selulosa) berupa lembaran
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kedelai merupakan salah satu bahan makanan yang sangat
populer di Indonesia. Tanaman ini merupakan jenis tanaman polong-polongan yang
mengandung banyak gizi. Cara membudidayakan kedelai dengan medium tanah bisa
pada tanah kering maupun di sawah.
Prosesnya meliputi :
·
Seleksi Bibit Kedelai
Pengolahan Tanah
Pengolahan Tanah
·
Penugalan Lubang
Penanaman Kedelai
Penanaman Kedelai
· Penyiangan Dan Pemupukan
·
Pengairan/Drainase
·
Panen
Cara-cara
tersebut harus diperhatikan dengan baik agar bisa mendapatkan hasil panen yang
berkualitas. Dalam membudidayakan tanaman ini tak luput dari masalah-masalah
yang mengakibatkan buruknya hasil panen.
Pengolahan kedelai bisa
bermacam-macam misalnya diolah menjadi tempe, tahu, susu kedelai, dll.
3.2 Saran
Kami sarankan agar para petani lebih
memahami cara membudidayakan kedelai dengan baik agar hasil budidaya kedelai di
negeri ini tidak mengecewakan dan tidak mengandalkan kedelai impor. Jika harga
kedelai di pasar internasional sedang melambung, para pengrajin tahu tempe
tidak kewalahan mengatasi lonjakan harga tersebut yang pada akhirnya mendesak
untuk berhenti memproduksi tahu tempe sebab masing-masing pengrajin sudah
memiliki lahan budidaya kedelai sendiri.
No comments:
Post a Comment