Monday 4 January 2016

Hikayat Raja-raja Pasai



Hikayat Raja-raja Pasai

Ada Meurah dua bersaudara diam dekat Peusangan. Asal mereka dari gunung Sanggung. Yang tua Meurah Caga namanya, yang muda Meurah Siloo. Meurah Siloo menahan lukah dan kena gelang-gelang yang direbusnya. Gelang-gelang itu menjadi emas dan buihnya menjadi perak. Terdengan pada Meurah Caga bahwa Meurah Siloo makan gelang-gelang, lalu ia marah hendak membunuh adiknya. Mendengar ini Meurah Siloo lari ke rimba Jerun. Meurah Siloo mengemasi orang di sana dan mereka mengikut katanya. Pada suatu hari, Meurah Siloo pergi berburu dengan anjingnya si Pasai yang menyalak tanah tinggi. Meurah Siloo naik ke atas tanah tinggiitu, maka dilihatnya semut sebesar kucing lalu dimakannya. Pada tempat itu, dibuatnya negeri yang dinamai Samudera, artinya semut besar.
Pada zaman Rasulullah baginda bersabda pada segala sahabat, pada akhir zaman, ada sebuah negeri di bawah angin, Samudera namnaya. Apabila kamu dengar kabar negeri itu, maka segera kamu pergi ke sana dan bawa isi negeri itu masuk Islam. Di negeri itu banyak wali Allah akan jadi. Seorang fakir Ma’abari perlu dibawa. Kemudian terdengar pada isi negeri Mekkah namanya Samudera. Syarif Mekkah mengirim Syaikh Ismail dengan sebuah kapal dan segala perkakas kerajaan berlayar dan ia singgah di Ma’abari. Setelah samapai di Ma’abari, Syaikh Ismail berlabuh. Raja negeri, Sultan Muhammad, anak cucu Abubakar as-Siddik, merajakan anaknya, memakai pakaian fakir dan ikut dengan kapal menuju samudera. Pada mulanya mereka berlabuh di Fansur dan mengislamkan rakyat di sana. Kemudia mereka sampai di Lamiri dan rakyat di sana pun diislamkan. Sesudah itu mereka berlayar lagi dan sampai di Haru. Mereka islamkan orang disana. Ketika mereka bertanya dimana negeri Samudera, dijawab mereka telah lalu serta mereka balik kembali. Sesampai di Peureulak mereka islam kan pula orang di sana dan akhirnya mereka tiba di Samudera. Setelah sampai di Samudera, Meurah Siloo diislamkan. Sesudah itu ia bermimpi Rasulullah menyuruh ngangakan mulutnya dan me;ludahi ke dalamnya. Ketika terjaga, diciumnya tubuhnya berbau narwastu. Setelah siang, fakir naik ke darat membawa perkakas kerajaan dan Meurah Siloo dinamai Sultan Mâlik al-Shâlih.





No comments:

Post a Comment