Monday 4 January 2016

KHALIFAH-KHALIFAH YANG BERJASA PADA MASA DINASTI UMAYYAH



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..
KHALIFAH-KHALIFAH YANG BERJASA  PADA MASA DINASTI UMAYYAH
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….
A.    KESIMPULAN…………………………………………………………….
B.     SARAN…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..




















KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai jasa-jasa khalifah pada dinasti bani umayyah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Sago, November 2015













BAB I
PENDAHULUAN

Istilah Umayyah berasal dari bahasa Arab yang bermakna anak turun Umayyah, yaitu Umayyah bin Abdul Syams, ia adalah salah satu pemimpin dari kabilah suku Qurays, Abdul Syams sendiri merupakan saudara Bani Hasyim yang merupakan keturunan dari Abdul Manaf, dari Bani Hasyim inilah lahir Nabi Muhammad SAW .
Sebelum Islam hasir di tengah-tengah bangsa Arab waktu itu, Bani Umayyah selalu bersaing dengan Bani Hasyim. Ketika itu Bani Umayyah lebih berperan dalam masyarakat Mekah, penyebabnya adalah mereka menguasai pemerintahan dan perdagangan yang banyak bergantung pada pengunjung Kakbah. Sedangkan Bani Hasyim merupakan orang-orang yang sederhana.
Keadaan mulai berubah ketika Nabi Muhammad SAW salah satu keturunan Bani Hasyim mendapatkan wahyu dari Allah untuk mengembangkan agama Islam, dengan berkembangnya agama IslamBani Umayyah merasa bahwa kekuasaannya terancam, oleh sebab itu mereka menjadi penentang utama dalam perjuangan Nabi SAW, misalnya Abu Sufyan bin Harb. Ia pernah menjadi pemimpin suku Qurays Mekkah dalam peperangan melawan Nabi Muhammad SAW.
Setelah Islam menjadi kuat dan mampu merebut Mekkah, Abu Sufyan bin Harb dan pihaknya menyerah, peristiwa itu disebut fathul makkah yang terjadi pada tahun 8 Hijriah, dan ketika itu Abu Sufyan bin Harb dan anaknya Muawiyah bin Abu Sufyan memeluk Islam, peristiwa ini menjadi awal berperannya Bani Umayyah dalam sejarah perkembangan Islam









BAB II
PEMBAHASAN
KHALIFAH-KHALIFAH YANG BERJASA
PADA MASA DINASTI UMAYYAH

Beberapa khalifah yang paling berjasa dalam perkembangan umat Islam diantaranya :
1. Muawiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah bin Abu Sufyan adalah pendiri kekhalifahan Bani Umayyah, seperti yang telah dipaparkan diatas. Namanya disejajarkan dalam deretan Khulafaurrasyidin. Bahkan kesalahannya yang menyeleweng dari konsep pemilihan kepala negara pun dapat dimaafkan oleh rakyat, karena jasa-jasa dan kebijaksanaan politiinya yang mengagumkan.
Muawiyah mendapat kursi kekhalifahan setelah Hasan bin Ali berdamai dengannya pada tahun 41 H pada saat amul jamaah.

Muawiyah menerima kekhilafahan di Kufah dengan syarat-syarat yang diajukan oleh Hasan yaitu :
1. Agar Muawiyah tidak menaruh dendam terhadap seorang pun penduduk Irak
2. Menjamin keamanan dan memafkan kesalahan mereka
3. Agar pajak tanah negeri Ahwaz diperuntukkan kepadanya, dan dibayarkan tiap tahun
4. Agar Muawiyah membayar kepada saudaranya, Husain, 2.000.000 dirham
5. Pemberian kepada Bani Hasyim harus lebih banyak dari Bani Abdis Syams.

Muawiyah di baiat oleh umat Islam di Kufah sedangkan Hasan dan Husain dikembalikan ke Madinah
Ia memerintah selama 19 tahun. Pada masa pemerintahannya, Islam menyebar kearah barat dengan menguasai Tunisia, ke arah timur, tentara Islam menguasai Khurasan sampai kesungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel

Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan diantaranya:
• Dalam bidang pemerintahan beliau mendirikan dinas pos untuk memperlancar administrasi pusat dengan daerah, mengadakan dinas pos kilat dengan menggunakan kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos
• Dalam bidang perekonomian beliau mendirikan kantor cap untuk mencetak mata uang, memberikan gaji tetap kepada tentara.
• Dalam bidang hukum, Muawiyah bin Abu Sufyan memunculkan profesi qadi yang bertugas memutuskan hukum dalam permasalahan-permasalahan yang muncul di kalangan umat muslim.

Muawiyah wafat pada tahun 60 H, di Damaskus karena sakit dan digantikan oleh puteranya Yazid bin Muawiyah yang telah ditetapkan sebagai putra mahkota sebelumnya, akan tetapi kepemimpinan Yazid tidak seperti kepemimpinan ayahnya, banyak hal yang harus diatasi diantaranya membereskan pemberontak kaum Syiah yang telah membaiat Husein sepeninggal Muawiyah, terjadi perang Karbela yang menyebabkan terbunuhnya Husein, menghadapi pemberontak di Makkah dan Madinah dengan keras, runtuhnya dinding kakbah karena terkena lemparan manjaniq, alat pelempar batu ke arah lawan, dan peristiwa tersebut merupakan aib terbesar dalam pemerintahannya.

2. Abdul Malik bin Marwan
Khalifah Abdul Malik adalah orang kedua yang terbesar dalam deretan para khalifah Bani Umayyah yang disebut-sebut sebagai khalifah kedua bagi kedaulatan Bani Umayyah. Ia dikenal dengan sebagai seorang hkalifah yang ilmu agamanya sangat baik, terutama di bidang fiqh.
Abdul Malik bin Marwan memerintah selama 20 tahun. Dalam masa pemerintahannya tentara Islam meyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Baikh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Mayoritas penduduk dikawasan ini kaum Paganis. Pasukan islam menyerang wilayah Asia Tengah pada tahun 41H / 661M, pada tahun 43H / 663M mereka mampu menaklukkan Salistan dan menaklukkan sebagian wilayah Thakaristan pada tahun 45H / 665M. wilayah Quhistan pada tahun 44H / 664M. Abdullah Bin Ziyad tiba dipegunungan Bukhari Pada tahun 44H / 664M para tentaranya datang ke India dan dapat menguasai Balukhistan,Sind, dan daerah Punjab sampai ke Maltan.
Dia telah berhasil mengembalikan sepenuhnya kesatuan wilayah dan wibawa kekuasaan keluarga Umayyah dari seluruh pengacau negara yang ada di penguasa sebelumnya, mulai dari gerakan pemisahan Abdullah bin Zubair di Hijjaz, pemberontakan kaum Syiah dan Khawarij sampai aksi teror yang dilakukan Al Muktar bin Ubaid as Saqafi di Kufah, dan pemberontakan yang dipimpin Mus’ab bin Zubair di Irak. Ia juga menundukkan tentara Romaw yang sengaja mengacaukan sendi pemerintahan Bani Umayyah
Disamping perluasan wilayah, Abdul Malik bin Marwan juga membuat kebijakan-kebijakan diantaranya :
Dalam bidang perekonomian : Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Byzantium dan Persia menjadi mata uang yang bertuliskan kata-kata dengan huruf Arab, Ia juga memerintahkan untuk mencetak mata uang secara teratur.
Pemikiran yang serius terhadap penerbitan dan pengaturan uang dalam masyarakat islam. Hal ini dilatarbelakangi oleh permintaan Romawi agar menghapus kalimat bissmillahirahmanirahim dari mata uang yang berlaku pada masa khalifahnya. Pada saat itu Romawi mingimpor dinar Islam dariMmesir, Akan tetapi permintaan itu di tolaknya.
Bahkan dia mencetak mata uang islam sendiri dengan tetap mencantumkan bismillahirahmanirahim pada tahun 74H (659M).
Pada masa Umayyah, (Khalifah Abd Al-Malik) juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan. Beliau juga menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam adminstrasi, yang sebelumnya menggunakan bahasa yang bermacam-macam, seperti bahasa Yunani di Syams, bahasa Persia di Persia, dan bahasa Qibthi di Mesir
Beliau juga membangun sarana-prasarana seperti gedung – gedung, memperluas Masjidil Haram dan juga mendirikan dinas pos.
Khalifah Abdul Malik waat pada tahun 86 H dan digantikan oleh puteranya Al Walid bin Abdul Malik

3. Al Walid bin Abdul Malik
Khalifah Al Walid bin Abdul Malik, memerintah selama 10 tahun. Pada masa pemerintahannya tentara Islam menguasai Aljazair, Maroko, di Afrika Utara.
Ekspansi kebarat secara besar-besaran dilanjutkan dijaman Al-Walid Ibn Abd Abdul Malik (705M-714M). Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat islam merasa hidup bahagia, tidak ada pemberontakan dimasa pemerintahanya.
Pada masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas, penaklukan ini dimulai dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua eropa yaitu pada tahun 711M. Setelah Al Jazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq Bin Ziyad pemimpin pasukan islam dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang dikenal nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan demikian Spanyol menjadi sasaran.
Selanjutnya Ibu Kota Spanyol Kordova dengan cepatnya dapat dikuasai, menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevi’e, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.
Dia memulai kekuasaannya dengan membangunMasjid Jami’ di Damaskus. Masjid Jami’ ini dibangun dengan sebuah arsitektur yang indah, dia juga membangun Kubbatu Sharkah dan memperluas masjid Nabawi, disamping itu juga melakukan pembangunan fisik dalam skala besar.
Karena ketika itu kekayaan melimpah, maka beliau menyempurnakan pembangunan gedung-gedung pemerintahan, pabrik-pabrik, dan jaringan jalan raya yang dilengkapi dengan sumur untuk para kafilah yang melewati jalan tersebut. Ia juga membangun masjid Al Amawi yang terkenal di Damaskus.
Ia juga memanfaatkan kekayaan negerinya untuk menyantuni para yatim piatu, fakir miskin, dan penderita cacat seperti lumpuh, buta dan penyakit kusta. Ia juga membangun panti untuk menampung orang cacat tersebut, semua pegawai yang bekerja di panti tersebut mendapat gaji yang tetap dari Khalifah.
Pasukan islam memperoleh dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada masa inilah pemerintah islam mencapai wilayah yang demikian luas dalam rentang sejarahnya, dia wafat pada tahun 96H / 714M dan memerintah selama 10 tahun kemudian digantikan oleh adiknya Sulaiman bin Abdul Malik, sebagaimana wasiat ayahnya.
Khalifah yang berjasa dalam dinasti Bani Umayyah yang selanjutnya adalah

4. Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Khalifah Umar bin Abdul Aziz, hanya memerintah dalam waktu yang singkat yaitu selama 3 tahun, meskipun demikian Khalifah Umar bin Abdul Aziz mencapai banyak kemajuan dalam pemerintahannya.
Pada waktu itu, tentara Islam dibawah pimpinan Abdurrahman Al Gafiqi memasuki kawasan Bordeaux, Poitiers, dan Tour di Prancis. Angkatan laut Islam juga berhasil menguasai pulau-pulau di Laut Tengah, seperti Balaerik, Sisilia, Sardinia, dan Korsika. Dengan demikian wilayah Islam mencakup daerah yang sangat luas yang meliputi Afrika Utara, Spanyol, Suriah, Palestina, Jazirah Arab, Irak, Asia Kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan dan Turkistan .
Dimasa pemerintahannya pasukan Islam melakukan penyerangan ke Prancis dengan melewati pegunungan Baranese mereka sampai ke wilayah Septomania dan Profanes, lalu melakukan pengepungan Toulan sebuah wilayah di Prancis. Namun kaum muslimin tidak berhasil mencapai kemenangan yang berarti di Prancis
Setelah perluasan wilayah tersebut khalifah Umar bin Abdul Aziz menitikberatkan oada perhatiannya di bidang politik dan pemerintahan dalam negeri, Umar bin Abdul Aziz mulai menjalin hubungan kembali dengan golongan Syiah dan menyamakan kedudukan orang Arab dengan orang Mawali

Selama masa pemerintahanya dia menerapkan kembali ajaran Islam secara utuh, dan menyeluruh. Ketika diangkat sebagai khalifah, dia mengumpulkan rakyatnya dan mengumpulkan serta menyarahkan harta kekayaan diri dan keluarganya yang tidak wajar kepada kaum muslimin melalui baitul mal. untuk membersihkan Baitul Maal dari pemasukan harta yang tidak halal dan berusaha mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya. Misalnya seperti yang Ia lakukan terhadap salah satu hartanya : perkampungan Fadak, desa di sebelah utara Makkah, yang sejak Rasulullah SAW wafat dijadikan milik negara. Namun, pada masa khalifah ke-4 Bani Umayah (memerintah 684-685 M), harta tersebut dimasukkan sebagai milik pribadi khalifah dan mewariskannya kepada keturunannya. Beliau banyak menghidupkan dan memperbaiki tanah-tanah yang tidak produktif, menggali sumur-sumur baru dan membangun masjid-masjid.
Ia juga membuat perhitungan dengan para amir (setingkat gubernur) agar mereka mengembalikan harta yang sebelumnya bersumber dari sesuatu yang tidak sah. Dia juga tidak mengambil sesuatupun dari baitul mal. Termasuk pendapatan fai yang telah menjadi haknya, menghentikan jizyah bagi orang Islam baru, beliau juga meringankan beban pajak yang ditanggung oleh masyarakat. Dia mendistribusikan sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan tidak ada lagi dijamannya. Dimasa pemerintahannya tidak ada lagi orang yang berhak menerima zakat ataupun sedekah.


Kondisi baitul mal ketika ketika itu terus meluas. Tidak hanya sekadar menyalurkan dana tunjangan, tetapi juga dikembangkan dan diberdayakan untuk menyalurkan pembiayaan demi keperluan pembangunan sarana dan prasarana umum. Bahkan, Baitul Maal juga dipakai untuk membiayai proyek penerjemahan buku-buku kekayaan intelektual Yunani Kuno. Di sinilah gelombang intelektual Islam dimulai.
Pada masa pemerintahan khalifah Umar Bin Abd Al-Aziz kemajuan dibidang Tashri mulai meningkat, beliau berusaha mempertahankan perkembangan hadits yang hampir mengecewakan, karena para penghafal hadits sudah meninggal sehingga Umar Bin Abd Al-Aziz berusaha untuk membukukan Hadits.

Keberhasilan dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat inilah yang membuat Umar bin Abdul Aziz tidak hanya layak disebut sebagai pemimpin negara, tetapi juga sebagai fiskalis muslim yang mampu merumuskan, mengelola, dan mengeksekusi kebijakan fiskal pada masa kekhalifahannya. Barangkali, istilah fiskal memang belum dikenal pada masa itu karena istilah ini baru digunakan pada abad 20 sebagai respon sistem ekonomi kapitalis atas depresiasi ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1930.
Negara-negara Kapitalis menghadapi permasalahan yang besar dengan turunnya pendapatan pemerintah, perekonomian yang lesu, pengangguran yang meluas, dan inflasi. Kebijakan moneter yang selama ini digunakan pemerintah untuk menstabilkan ekonomi tidak dapat mengatasi depresi ekonomi. Sampai akhirnya John M. Keynes pada tahun 1936 menerbitkan bukunya yang terkenal The General Theory of Employment, Interest and Money. Buku Keynes ini merupakan peletak dasar diberlakukannya kebijakan fiskal oleh negara yang pada saat itu digunakan untuk mengatasi depresi ekonomi terutama di Amerika Serikat.
Jauh sebelum Keynes mencanangkan kebijakan fiskal untuk mengelola keuangan negara, distribusi kekayaan, dan menciptakan kesejahteraan, Umar bin Abdul Azizi telah membuktikan bahwa tak satu pun rakyatnya merasa kekurangan karena kesejahteraan yang merata. Kisah di awal tulisan ini jelas memberikan gambaran bahwa kebijakan Umar bin Adbul Aziz berhasil membangun kejayaan Dinasti Umayyah pada tahun 99-102H/717-720M.
Umar bin Abdul Aziz layak disebut fiskalis muslim karena memilki kebijakan pengelolaan keuangan negara yang relatif matang pada masanya. Hal ini dapat dilihat dari pengelolaan penerimaan negara yang meliputi pajak, zakat, khums (bagian seperlima), dan distribusi pengeluaran negara yang meliputi belanja pegawai, belanja peralatan administrasi negara, pendidikan, dan distribusi zakat.
Umar bin Abdul Aziz memiliki pandangan bahwa menciptakan kesejahteraan masyarakat bukan dengan cara mengumpulkan pajak sebanyak-banyaknya seperti yang dilakukan oleh para khalifah Bani Umayyah sebelum Umar, melainkan dengan mengoptimalkan kekayaan alam yang ada, dan mengelola keuangan negara dengan efektif dan efisien. Umar bin Abdul Aziz akan langsung menegur gubernur atau pegawainya yang boros dalam menggunakan anggaran negara.
Pada pemerintahaannya beliau memprioritaskan pembangunan di dalam negri. Menurutnya, memperbaiki, dan meningkatkan kesejahteraan Negara-negara Islam adalah lebih baik dari pada menambah memperluas wilayah. Ia pula menjaga hubungan baik antara pihak oposisi dan memberikan hak kebebasan beribadah kepada penganut agama lain.
Khalifah yang juga merupakan cucu dari salah satu Khulafaurrasyidin Umar bin Khattab ini, memiliki peran yang sangat besar bagi perkembangan Islam dari berbagai segi, dengan ilmu yang beliau miliki, dan mengaplikasikannya demi kemaslahatan umat. Sehingga masyaakat sangat mencintai beliau sampai beliau wafat pada tahun 101 H, dan kemudian digantikan oleh Yazid bin Ibnu Malik (Yazid II)

5. Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
Hisyam bin Abdul Malik, memerintah selama kurang lebih 20 tahun. Pemerintahannya dikenal dengan adanya perbaikan-perbaikan dan menjadikan tanah-tanah produktif. Dia membangun kota Rasyafah dan membereskan tata administrasi. Hasyim dikenal sangat jeli dalam berbagai perkara dan pertumpahan darah. Namun dia dikenal sangat kikir dan pelit. Penaklukan dimasa pemerintahannya yang dipimpin oleh Abdur Rahman Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers, dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Prancis pada tahun 114H / 732M. peristiwa penyerangan ini merupakan peristiwa yang sangat membahayakan Eropa.
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah
Namun demikian, pada masa pemerintahannya Bani Umayyah mengalami kemunduran, hal ini disebabkan karena banyaknya kerusuhan dan gerakan yang melawan khalifah. Diantara gerakan yang paling kuat menentang khalifah adalah gerakan dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh Kaum Mawali, dan gerakan oleh kaum Syiah yang bersekutu dengan Abbasiyah.
Hisyam bin Malik sebenarnya merupakan khalifah yang cakap, Ia melakukan banyak pembenahan dalam pemerintahannya. Akan tetapi gerakan perlawanan pada waktu itu sudah sedemikian kuat. Selain itu, khalifah-khalifah yang memerintah sesudahnya adalah khalifah yang lemah, yang menyebabkan kekhalifahan Bani Umayyah akhirnya runtuh pada tahun 750 M atau hanya berselang 7 tahun dari akhir pemerintahan Hisyam binAbdul Malik.


















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari uraian Bab II diatas dapat penulis simpulkan bahwa :
·         Jasa –jasa Muawiyah Bin Sofyan diantaranya adalah kebijakan-kebijakan yang dilakukannya Dalam bidang pemerintahan beliau mendirikan dinas pos untuk memperlancar administrasi pusat dengan daerah, mengadakan dinas pos kilat dengan menggunakan kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos. Dalam bidang perekonomian beliau mendirikan kantor cap untuk mencetak mata uang, memberikan gaji tetap kepada tentara.
·         Dalam bidang perekonomian : Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Byzantium dan Persia menjadi mata uang yang bertuliskan kata-kata dengan huruf Arab, Ia juga memerintahkan untuk mencetak mata uang secara teratur.

B.     SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

Wabillah Taufik Walhidayah
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.







DAFTAR PUSTAKA

Darsono.2002.Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam.Solo:Tiga Serangkai
Huda, Nurul dkk.2008.Ekonomi Makro Islam, Pendekatan Teoritis. Jakarta:kencana.
Mufrodi, Ali.1997.Islam di Kawasan Arab.Jakarta:Logos Wacana Ilmu
Muhammad.2002.Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta; Salemba empat
www.Republika.com
http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-islam-masa-bani-umayyah.html
diakses oada 25 februari 2012 pukul 05.05 WIB
http://zoulkem.wordpress.com/2010/01/14/kebijakan-fiskal-dan-moneter-pertengahan-islam/ diakses pada 25 Feb. 12 pukul 05:45
http://syiahali.wordpress.com/2011/01/15/salah-satu-dari-khalifah-bani-umayyah-yang-pada-masa-pemerintahannya-yang-sangat-pendek-mampu-melakukan-kejahatan-yang-teramat-keji-adalah-yazid-bin-muawiyah-dalam-masa-pemerintahannya-yang-hanya-tig/ diakses pada 25 Februari 2012, pukul 05.30


No comments:

Post a Comment