BAB I
PENDAHULUAN
Isti’adzah
menurut bahasa adalah : Memohon perlindungan, pemeliharaan dan penjagaan.
Sedangkan menurut istilah : Lafazh yang dimaksudkan seorang qari untuk memohon
pemeliharaan dan perlindungan Allah ta’ala dari kejahatan setan.
A’udzubillahi minasy syaithanir rajim berarti “Aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk”, agar ia tidak membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku, atau menghalangiku untuk mengerjakan apa yang Dia perintahkan. Atau agar ia tidak menyuruhku mengerjakan apa yang Dia larang, karena setan itu tidak ada yang bisa mencegahnya untuk menggoda kecuali Allah.
A’udzubillahi minasy syaithanir rajim berarti “Aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk”, agar ia tidak membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku, atau menghalangiku untuk mengerjakan apa yang Dia perintahkan. Atau agar ia tidak menyuruhku mengerjakan apa yang Dia larang, karena setan itu tidak ada yang bisa mencegahnya untuk menggoda kecuali Allah.
Oleh karena
itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyuruh manusia agar menarik dan
membujuk hati setan jenis manusia dengan cara menyodorkan suatu yang baik
kepadanya supaya dengan demikian dia berubah tabiatnya dari kebiasannya
mengganggu orang lain. Selain itu, Allah juga memerintahkan untuk memohon
perlindungan kepada-Nya dari setan jenis jin, karena dia tidak menerima
pemberian dan tidak dapat dipengaruhi dengan kebaikan, sebab tabiatnya jahat
dan tidak ada yang dapat mencegahnya dari dirimu kecuali Rabb yang
menciptakannya.
BAB II
PEMBAHASAN
ISTI’ADZAH, BASMALAH DAN SURAT
A.
ISTI’AZAH
Pabila
Qori’ hendak membaca Al-Qur’an maka hendaklah ia memulai bacaannya dengan
Isti’azah, baik ia memulai bacaannya itu dari awal surat atau pertengahan
surat, sebagaimana firman Allah SWT :
#sÎ*sù |Nù&ts% tb#uäöà)ø9$# õÏètGó$$sù «!$$Î/ z`ÏB Ç`»sÜø¤±9$# ÉOÅ_§9$# ÇÒÑÈ
“apabila kamu
membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan
yang terkutuk.”(QS.An-Nahl :98)
Menurut
Jumhur Ulama’,bahwa perintah membaca Isti’adzah pada ayat diatas adalah
menunjukkan sunnat. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa perintah tersebut
menunjukkan wajib.
Sighot
Isti’adzah :[1]
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ الْعَلِيْمِ السَّمِيْعِ
بِاللهِ أَعُوْذُ
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ الْعَظِيْمِ بِاللهِ أَعُوْذُ
الْعَلِيْمِ هُوَالسَّمِيْعِ إِنَّهُ الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ
مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ الْعَلِيْمِ السَّمِيْعِ
الْعَظِيْمِ بِاللهِ أَعُوْذُ
Kelima
sighot diatas hukumnya adalah boleh. Lafadz Isti’adzah yang terpilih dan utama
sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw, sesuai dengan firman Allah didalam
surat tersebut diatas, ialah :[2] الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ
Cara
membacanya :
a. Isti’adzah
dibaca dengan pelan, apabila membaca Al-Qur’an dengan pelan.
b. Isti’adzah
dibaca dengan pelan, apabila dibaca sendirian.
d. Isti’adzah
dibaca dengan keras, apabila membaca Al-Qur’an dengan keras.
e. Apabila
membaca Al-Qur’an dengan berkelompok, maka cukup pembaca pertama yang mengeraskan
bacaan Isti’adzah sedang yang lain tidak.
f. Apabila
ada sesuatu yang mengahalangi Qori yang meneruskan suatu bacaan, setelah ia
selesai membaca Isti’adzah (seperti batuk, bersin, pembicaraan mengenai hal-hal
yang ada hubungannya dengan bacaan (tafsir) dan masih dalam satu majlis,maka
Isti’adzah tidak usah di ulang. Tetapi apabila yang mengahalangi ini adalah
sesuatu yang lain seperti pembicaraan yang tidak ada hubungannya dengan bacaan,
makan, dan lain-lain), maka Isti’adzah diulangi sebelum memulai suatu bacaan
yang kedua kalinya.[5]
B.
BASMALAH
Sighot
Basmalah :
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$#
Menurut
golongan Imam Hanafi dan Hambali, Basmalah dibaca dengan pelan baik pada sholat
Sirriyyah maupun sholat Jahriyyah. Menurut golongan Imam Syafi’I, Basmalah
dibaca dengan pelan pada sholat Sirriyyah dan dibaca dengan keras pada sholat
Jahriyyah.
Adapun
menurut golongan Imam Maliki, makruh hukumnya membaca Isti’adzah dan Basmalah
dengan keras sebelum Al-Fatihah dengan surat, tetapi mereka khilaf (berbeda
pendapat apabila keduanya dibaca dengan pelan).
Hukum
membaca basamalah :
a. Wajib
: wajib membaca Basmalah pada awal surat Al-Fatihah, sebab Basmalah termasuk
salah satu ayatnya, menurut mahzab Syafi’i.
b. Haram
: haram membaca Basmalah pada awal surat Al-Baro’ah (At-Taubah), sebab sudah
menjadi Ijma’ (kesepakatan ulama). Dalam mushaf Utsmany pun tidak ada tulisan
basmalahnya pada awal surat Al-Baro’ah.
c. Jawaz
: boleh membaca Basmalah ditengah-tengah surat Al-Baro’ah, malahan menurut Qoul
Imam Ibnu Hajar, makruh hukumnya membaca Basmalah di tengah-tengah Surat
Al-Baro’ah : jadi lebih utama tidak membaca Basmalah.
d. Sunnat
:sunnat membaca Basmalah diawali semua surat selain surat Al-Fatihah dan surat
Al-Baro’ah.[6]
Pabila
Qori’hendak membaca Isti’adzah, Basmalah dan Surat, maka Qori dapat menggunakan
salah satu cara diantara 4 cara dibawah ini :
1. قَطْعُ الْجَمِيْع (Memutuskan semua), yaitu :
-
Membaca Isti’adzah kemudian berhenti.
-
Membaca Basmalah kemudian berhenti
-
Membaca surat.
Contoh
:
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ ﯡﻘﻒ ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ﯡﻘﻒ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu úüÏJn=»yèø9$ ...............
2. وَصْلُ الْجَمِيْع (menyambung semua), yaitu :
-
Membaca Isti’adzah kemudian
menyambungnya dengan Basmalah.
-
Menyambung Basmalah dengan surat.
Contoh
:
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ
ÉOó¡Î0
«!$#
Ç`»uH÷q§9$#
ÉOÏm§9$# ßôJysø9$#
¬! Å_Uu
úüÏJn=»yèø9$#
3. بِالسُّوْرَة الْبَسْمَلَةِ وَصْلُ
(menyambung
Basmalah dengan surat), yaitu :
-
Membaca Isti’adzah kemudian berhenti
-
Membaca Isti’adzah kemudian menyambungnya
dengan surat.
Contoh
:
4. بِالسُّوْرَة الْإِسْتِعَاذَةِ وَصْلُ
(menyambung
Isti’adzah dengan Basmalah), yaitu :
-
Membaca Isti’adzah kemudian
menyambungnya dengan Basmalah dan berhenti
-
Membaca surat.
Contoh
:[7]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
dari uraian Bab II
dapat penulis simpulkan bahwa :
·
Cara membaca Isti’adzah : Isti’adzah
dibaca dengan pelan, apabila membaca Al-Qur’an dengan pelan, Isti’adzah dibaca
dengan pelan, apabila dibaca sendirian. Isti’adzah dibaca pelan pada saat
sholat (Jahriyyah atau Sirriyyah).Isti’adzah dibaca dengan keras, apabila
membaca Al-Qur’an dengan keras. Apabila membaca Al-Qur’an dengan berkelompok,
maka cukup pembaca pertama yang mengeraskan bacaan Isti’adzah sedang yang lain
tidak. Apabila ada sesuatu yang mengahalangi Qori yang meneruskan suatu bacaan,
setelah ia selesai membaca Isti’adzah (seperti batuk, bersin, pembicaraan
mengenai hal-hal yang ada hubungannya dengan bacaan (tafsir) dan masih dalam
satu majlis,maka Isti’adzah tidak usah di ulang. Tetapi apabila yang
mengahalangi ini adalah sesuatu yang lain seperti pembicaraan yang tidak ada
hubungannya dengan bacaan, makan, dan lain-lain), maka Isti’adzah diulangi
sebelum memulai suatu bacaan yang kedua kalinya.
·
Cara membaca ta'awudz basmalah dan surat
ada 4 macam;
qath'ul jami' (seluruhnya diputuskan).Yaitu Ta'awudz,basmalah dan surat dibaca terpisah-pisah(tidak diwashalkan/tidak disambung), Washluljami' (seluruhnya disambung /diwashalkan) Yaitu Ta'awudz.basmalah dan surat dibaca bersambung ,Ta'awudz disambung dengan basmalah(tidak disambung dengan surat), Basmalah disambung dengan surat sedangkan ta'awudz di waqafkan(dihentikan).
qath'ul jami' (seluruhnya diputuskan).Yaitu Ta'awudz,basmalah dan surat dibaca terpisah-pisah(tidak diwashalkan/tidak disambung), Washluljami' (seluruhnya disambung /diwashalkan) Yaitu Ta'awudz.basmalah dan surat dibaca bersambung ,Ta'awudz disambung dengan basmalah(tidak disambung dengan surat), Basmalah disambung dengan surat sedangkan ta'awudz di waqafkan(dihentikan).
DAFTAR PUSTAKA
Hafash, Imam ,
Qiroatil Quran, (Bandung : PT.Al-ma’rif )
Moh. Wahyudi, Ilmu
Tajwid Plus, (Malang : Halim Jaya, 2005)
[1]
Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Malang
: Halim Jaya, 2005),h.251
[2]
Imam Hafash, Qiroatil Quran, (Bandung
: PT.Al-ma’rif ),h.1
[3]
Jahriyyah adalah bacaan pelan.
[4]
Sirriyyah adalah bacaan nyaring.
[5]
Moh.Wahyudi,Op.cit,h.252
[6] Ibid,h.253
[7] Ibid, h.255-256
Assalamu'alaikum Wr.Wb
ReplyDeletesebenarnya artikel ini sangat menarik cuma tulisan arabnya kog acak-acakan. Firman Allah nya juga tidak muncul dalam tulisan arab. Mohon di perhatikan agar mudah di mengeri.
Sukro Katsir :)