BAB I
PENDAHULUAN
Fazlur Rahman mengemukakan bahwa
salah satu poblem pendidikan umat Islam adalah problem metode pendidikan.
Pendidikan umat Islam senantiasa menggunakan metode hafalan, yang tidak dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Seringkali dijumpai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak
berhasil dalam mengajar, hanya karena tidak menguasai metode mengajar. Itulah
sebabnya, metode mengajar menjadi salah satu obyek bahasan yang penting dalam
pendidikan. Oleh karena
itu, Nazarudin Rahman berpendapat bahwa guru sebagai dari kerangka system
pendidikan dituntut untuk selalu mengembangkan keterampilan mengajar yang
sesuai dengan kemajuan zaman dan lingkungan lokal dimana proses pendidikan itu
dilakukan. Jika guru bersikap statis (merasa cukup dengan apa yang sudah ada)
maka proses pendidikan itu akan statis pula bahkan mundur. Keberadaan metodologi pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat
dijadikan guru dalam memecahkan persoalan tersebut, karena merupakan hasil
pengkajian dan pengujian melalui metode ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR TENTANG METODE
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A.
PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN PAI
Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, metodologi berarti ilmu tentang metode atau uraian tentang metode.[1]
Dan dalam bahasa Arab disebut minhaj,
wasilah, kaipiyah, dan thoriqoh,
semuanya adalah sinonim, namun yang paling populer digunakan dalam dunia
pendidikan Islam adalah thoriqoh,
bentuk jama’ dari thuruq yang berarti
jalan atau cara yang harus ditempuh.[2]
Menurut M. Arifin, Metodologi berasal dari dua kata yaitu metode dan logi.
Adapun metode berasal dari dua kata yaitu meta
(melalui) dan hodos (jalan atau
cara), dan logi yang berasal dari bahasa Greek (Yunani) yaitu logos (akal atau ilmu), maka metodologi
adalah ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, metodologi pendidikan adalah sesuatu
ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik.[3]
Pengertian yang lebih luas
tentang metodologi adalah pendapat Hasan Langgulung, yang menyatakan bahwa
metodologi pengajaran ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang akan membawa
proses pengajaran bisa lebih efektif. Dengan kata lain metodologi ini menjawab
pertanyaan how, what, dan who yaitu pertanyaan bagaimana mempelajari
sesuatu (metode)?, apa yang harus dipelajari (ilmu)?, serta siapa yang mempelajari (peserta didik) dan
siapa yang mengajarkan (guru)?.[4]
Pendapat yang semakna dengan di atas dikemukakan oleh Omar Mohmmad Al-Toumy
Al-Syaibany yang menyatakan bahwa :[5]
Metode mengajar
bermakna segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam
rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkan, ciri-ciri
perkembangan murid-muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong
murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang
dikehendaki pada tingkah laku mereka. Selanjutnya menolong mereka memperoleh
maklumat, pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, minat dan nilai-nilai
yang diinginkan.
Pendapat di atas diperkuat dengan
fiman Allah dalam surah An-Nahl : 125, yang artinya sebagai berikut :
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.An-Nahl : 125).
Dengan demikian, metodologi
pembelajaran tidak hanya membahas metode semata, tapi kajiannya lebih luas
yaitu mengaitkan cara mengunakan metode dengan bahan yang diajarkan, peserta
didik dan guru bahkan lingkungan.
Dari beberapa
pengertian tersebut, dapat dikemukankan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam memahami metodologi pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
a.
metodologi
pembelajaran adalah sebuah ilmu dalam mengembangkan cara yang dilalui dalam
proses pembelajaran yang berupa prinsip-prinsip umum dalam mengajar dan belajar
(didaktik umum).
b. metodologi pembelajaran adalah sebuah ilmu yang membahas cara yang paling
cepat (efektif) dan cepat (efisian) yang dapat digunakan guru dalam menyajikan
materi dalam kegiatan proses pembelajaran dikelas (Didaktik khusus).
Jadi, Metodologi pembelajaran PAI adalah ilmu yang mempelajari cara yang
paling tepat (efektif) dan cepat (efisien) untuk mencapaian tujuan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Metodologi pembalajaran PAI harus dapat memungkinkan pembelajaran PAI terpusat
pada guru dan siswa yang menjadi komponen penentu dalam pembelajaran, yaitu
terjadinya interaksi antara guru dan siswa bersama-sama dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI. Dalam hubungan ini tugas guru PAI bukan
hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, melainkan pemahaman sikap dan
nilai pada diri siswa yang sedang belajar, dengan kata lain meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
B.
TUJUAN PEMBELAJARAN PAI
Pendidikan dalam konteks islam yaitu bimbingan terhadap
perkembangan rohani dan jasmani menurut ajaran islam dengan hikmah mengarahkan,
melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran islam.[6]
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan
seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri
ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah.
Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti
dalam surat Dzariyat ayat 56 :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
“ Dan Aku menciptakan
Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu
terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat,
ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua
amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah.
Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat
mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan
serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan,
pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut
al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1.
Tujuan
yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan,
tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2.
Tujuan
yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah
laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya
pengalaman masyarakat.
3.
Tujuan
profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut
al abrasyi, merinci tujuan akhir pembelajaran pendidikan islam menjadi
1.
Pembinaan
akhlak.
2.
menyiapkan
anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3.
Penguasaan
ilmu.
4.
Keterampilan
bekerja dalam masyrakat.
Menurut
Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut
Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
1. Bahagia di dunia dan akhirat.
2. menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan keislaman dan
melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.
C.
FUNGSI METODE DALAM PEMBELAJARAN PAI
Tentang fungsi metode secara umum dapat dikemukakan sebagai
pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari
ilmu pendidikan tersebut. Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan
sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat
bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada objek
sasara dengan cara yang sesuai perkembangan objek tersebut.
Dalam al-Qur'an metode dikenal sebagai sarana yang
menyampaikan seseorang kepada tujuan penciptaan-Nya sebagai khalifah di muka
bumi dengan melaksanakan pendekatan dimana manusia ditempatkan sebagai makhluk
yang memiliki potensi rohaniah dan jasmaniah yang keduanya dapat digunakan
sebagai saluran penyampaian materi pelajaran. Karenanya terdapat suatu prinsip
yang umum dalam memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pengajaran dapat
disampaikan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan, dan
motivasi, sehingga pelajaran atau materi didikan itu dapat dengan mudah
diberikan. Banyaknya metode yang ditawarkan para ahli lebih merupakan usaha
mempermudah atau mencari jalan paling sesuai dengan perkembangan jiwa si anak
dalam menerima pelajaran.
Pada kenyataannya, metode merupakan sesuatu yang sangat
penting dalalm terciptanya sebuah pendidikan yang ideal. Dengan metode-metode
seorang pendidik akan bisa menyampaikan ilmunya kepada peserta didik. Tetapi
jika pendidik tidak memiliki metode dalam penyampaian materi pendidikan, maka
peserta didik akan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Metode
bisa dikatakan adalah sebagai jembatan yang menghubungkan pendidik dengan anak
didik kepada tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya kepribadian. Bila dikaitkan
dengan Islam kepribadian ini lebih mengarah pada kepribadian muslim, yang
mencerminkan nilai-nilai keislaman.
Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi
dalam menyampaikan materi pendidikan. Karena dengan metode seorang pendidik
akan lebih mudah dalam memberikan materi. Dan peserta didik akan mudah dalam
memahami apa yang disampaikan oleh pendidik.
Metode-metode pembelajaran PAI memiliki manfaat bagi
pendidik dan peserta didik, baik dalam proses belajar dan pembelajaran maupun
dalam kehidupan sehari-hari, bahkan untuk hari esok. Sehubungan dengan itu, Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany mengatakan bahwa
kegunaan metodologi pendidikan Islam adalah sebagai
berikut :
a.
menolong
siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, terutama berpikir ilmiah dan sikap dalm satu kesatuan.
b.
membiasakan
pelajar berpikir sehat, rajin, sabar, dan teliti
dalam menuntut ilmu.
c.
memudahkan
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien.
d.
menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif, komunikatif, sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta didik.[7]
Dengan demikian,
keberadaan metodologi pembelajaran menunjukkan pentingnya metode dalam sistem
pengajaran. Tujuan dan materi yang baik tanpa didukung dengan metode
penyampaian yang baik dapat menghasilkan yang tidak baik. Atas dasar itu,
pendidikan agama Islam sangat memperhatikan terhadap masalah metodologi
pembelajaran ini. Sebagaimana hadits nabi, yang artinya sebagai berikut :
Bagi
segala sesuatu itu ada caranya (metodenya). Dan metode masuk surga, adalah ilmu
(H.R. Dailami).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian Bab II dapat penulis simpulkan bahwa
:
·
Metodologi
pembelajaran PAI adalah ilmu yang mempelajari cara yang paling tepat (efektif)
dan cepat (efisien) untuk mencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
·
Metodologi
pembelajaran tidak hanya membahas metode semata, tapi kajiannya lebih luas
yaitu mengaitkan cara mengunakan metode dengan bahan yang diajarkan, peserta
didik dan guru bahkan lingkungan.
·
Menurut
Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah
beribadah kepada Allah.
·
fungsi
metode secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang
sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibany, Omar
Mohammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan
Islam, Alih bahasa Hasan
Langgulung, cet. pertama. Jakarta, Bulan Bintang, 1979
Arifin, (1987). Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta : Biona Aksara.
M. Arifin, Ilmu
Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, cet. ke empat, Jakarta, Bumi Aksara, 1996
Langgulung, Hasan , Asas-asas Pendidikan Islam, edisi revisi, Jakarta, Al-Husna Zikra, 2000
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Indonesia, Cet. empat,
Jakarta, Balai Pustaka, 2007
Tauhied, Abu, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta, Fak.Tarbiyah IAIN Sunan Kali Jaga, 1990
[2] Abu Tauhied,
Beberapa Aspek Pendidikan Islam,
Yogyakarat, Fak.Tarbiyah IAIN Sunan Kali Jaga, 1990. h. 72
[3] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan
Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, cet. ke empat,
Jakarta, Bumi Aksara, 1996. h.
61.
[4] Hasan
Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam,
edisi revisi, Jakarta, Al-Husna Zikra, 2000, h. 350.
[5] Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam,
Alih bahasa Hasan Langgulung, cet. pertama. Jakarta, Bulan Bintang, 1979, h. 553.
[6] Arifin, (1987). Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta : Biona Aksara.h.13-14
No comments:
Post a Comment