BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki dampak besar
terhadap jiwa. Apapun jenis pendidikan akan menjadi pikiran akan seperti itu.
Jika kita melihat ke sejarah bangsa kapan pun ingin mengalahkan orang lain
bangsa dulu menduduki sistem pendidikan dan kurikulum dari negara-negara yang
menduduki. Pendidikan mengembangkan akar dari negara mana pun. Melalui
pendidikan di negara mana pun mempersiapkan generasi mereka sesuai dengan
norma-norma dan nilai-nilai agama mereka. Jika kita mempersiapkan generasi
kita, sesuai dengan norma-norma agama dan nilai-nilai dan membuat mereka setia
dan patriotik kemudian mereka berguna dan terbaik dijamin senjata. Kalau kita
mempersiapkan musuh negara kita. Jika generasi tidak memakai jalur yang benar
maka mereka akan berbeda dengan cara-cara yang mereka temukan di akses mudah.
Setiap negara memiliki satu agama karena itu harus ada hanya satu bentuk
pendidikan. Sebuah negara memiliki cara yang berbeda dan tingkat pendidikan
menyebutkan bahwa negara tidak ditetapkan agama dan budaya.
Pakistan sedang mengalami banyak
masalah seperti terorisme, kemiskinan, ketidakamanan, sektarianisme, etnis,
sementara dan bigotries regional dan banyak lainnya. Semua masalah ini karena
kurangnya kesadaran dan toleransi yang dikembangkan karena buta huruf. Jika
kita amati di sekeliling kita hidup dijamin negara dengan perekonomian paling
dan lebih memilih pendidikan bagi orang pertama. Namun dalam fenomena Pakistan
pendidikan terus jauh tertinggal pada setiap tingkat pembuatan kebijakan
pembangunan. partai politik sebagian besar sejarah kami menyalahkan hubungan
internasional menekankan kemerdekaan dimulai hanya setelah kebijakan miskin
mereka, mereka mengklaim ketegangan asing tidak memberikan ruang untuk berpikir
secara menyeluruh tentang masalah-masalah sosial. Sekarang kegiatan pemerintah
mengembangkan berbagai sejarah panjang atas kegagalan implementasi kebijakan
yang benar untuk pendidikan untuk semua massa atas dasar kesetaraan dan
kualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN DI REPUBLIK ISLAM IRAN DAN PAKISTAN
A. PENDIDIKAN DI REPUBLIK ISLAM IRAN
1.
Latar
Belakang
Iran adalah sebuah negara bergunung-gunung dan berdaratan
tinggi dengan luas 1.648.180 km persegi yang terbentang dari laut Kaspia dan
Uni Soviet di utara sampai ke teluk Persia di selatan dan dari Turki dan Irak
di barat ke Afhanistan dan Pakistan Timur. Iran kaya dengan barang tambang
seperti tembaga, minyak, gas bumi dan batu bara. Ekspor minyak adalah sumber
utama mendapatkan mata uang asing.
Iran berpenduduk kurang lebih 65.179.752 jiwa (World Almanac
2000.penduduk Iran terdiri dari etnis Persia, Azerbaijani dan Kurdi dengan
empat bahasa uatama yaitu bahasa Persia (resmi), bahasa Turki, bahasa Kurdi dan
bahasa Luri. Penduduk Iran beragama Islam dengan dua madzhab utama yaitu muslim
syi’ah dan muslim sunni. Iran bertetangga dengan negara Turki dan Irak sebelah
barat dengan Armenia, Azerbaijan dan Turkmenistan di sebelah utara, dengan
Afghanistan dan Pakistan disebelah timur. Padang pasir yang sangat luas
menutupi daerah Iran tetapi cukup banyak juga oase dan rimba-rimba. Sebagian
besar penduduk mendiami Iran bagian utara dan timur laut. Tiga kota besar Iran
adalah Teheran (ibu kota), Mashhad dan Esfahan.
Pendidikan hanya diberikan kepada orang-orang yang lahir
dari keluarga tinggi. Sedangkan yang lain terjun ke perdagangan sebagai anak
buah. Selama kekuasaan Sassanids dari 224 SM sampai tahun 642 yaitu sebelum
islam, universitas pertama didirikan di Djondissapur di bagian barat laut
Persia. Silabus universitas terdiri dari theologi, filsafat dan kedokteran.
Mesjid Persia berfungsi tidak hanya sebagai tempat
beribadah tetapi juga sebagai pusat belajar. Kurikulum pendidikan terdiri
dari buku suci al-quran, logika, bahasa arab dan gramatika. Dari dasar ini
muncul sekolah al-quran yang dinamakan maktab. Belajar dengan cara menghapal di
luar kepala merupakan keharusan walaupun pelajaran yang dihafalkan itu tidak
dipahami oleh murid. Disiplin belajar sangat ketat. Maktab dimasuki oleh
anak-anak yang berasal dari keluarga menengah. Keluarga kelas atas tidak
memasukkan anak-anak mereka ke maktab tetapi mereka mendatangkan dan mengangkat
tutor-tutor swasta yang akhirnya berperan sangat penting dalam pembinaan
keluarga, termasuk memberikan nasihat dan saran kepada orang tua dalam semua
aspek pendidikan.sistem pendidikan tradisional ini berangsur-angsur hilang
digantikan oleh sistem pendidikan nasional mengikuti model sistem pendidikan
Prancis yang mulai diperkenalkan pada tahun 1894 walaupun sistem lama tidak
pernah habis.
2.
Tujuan
Pendidikan
Pada tahun 1957, kementrian pendidikan Republik Islam Iran
mengumumkan tujuan pendidikan sebagai berikut :
- untuk mengembangkan fisik, murid-murid harus belajar olahraga dan kesehatan.
- untuk pengembangan sosial, murid-murid harus belajar menghormati keluarga, masyarakat dan kebebasan. Mereka harus memahami kehidupan sosial ekonomi dan berusaha hidup di dalamnya dan untuk masyarakat.
- untuk pengembangan intelektual, murid-murid harus belajar berpikir, kalau dapat melalui pengalaman mereka sendiri.
- untuk pengembangan moral, murid-murid harus mengerti agama, kebudayaan, peradaban sehingga dengan itu mereka mampu mengendalikan diri sendiri.
- untuk pengembangan estetika, murid-murid harus cinta alamdan memperkuat kepribadiannya melalui penikmatan seni.
Setelah revolusi islam Iran 1979, sistem pendidikan Iran
mengalami perubahan yang sangat mendasar dan semua upaya pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Prioritas harus
diletakkan pada terjaminnya usaha membesarkan anak-anak dan generasi muda
sehingga menjadi muslim yang konsekuen dan punya komitmen yang tinggi terhadap
Islam. Upaya-upaya pendidikan juga harus diarahkan pada penggunaan al-Quran,
tradisi Islam dan konstitusi Republik Islam Iran sebagai dasar dalam merumuskan
tujuan dan sasaran pendidikan.
Tujuan dan sasaran pendidikan dirumuskan dari berbagai
sumber termasuk konstitusi dan laporan dewan tertinggi perubahan dasar
pendidikan yang ditunjuk oleh dewan tertinggi revolusi kebudayaan Iran.
Sumber-sumber ini menggariskan bahwa pembangunan nasional adalah sasaran utama
pendidikan. Pendidikan harus dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas,
mewujudkan integrasi sosial, moral, dan spritual dengan penekanan utama pada
memperkuat dan mendorong keimanan terhadap Islam. Pendidikan juga harus
menekankan pentingnya peningkatan kualitas tenaga kerja dalam semua jenis dan
level perekonomian dan dengan demikian pendidikan harus dipandang sebagai
investasi untuk masa depan.
3.
Struktur
dan Jenis Pendidikan
Struktur
sistem pendidikan formal iran secara sederhana adalah :
a.
Pendidikan
Prasekolah : Pendidikan prasekolah umumnya dilaksanakan oleh lembaga-lembaga
swasta. Tujuan umum pendidikan awal ini adalah untuk mempersiapkan
anak-anak memasuki pendidikan formal. Kegiatan-kegiatan pada prasekolah ini
antara lain permainan bersama, membacakan cerita-cerita, bernyanyi, permainan
aktivitas dan pekerjaan tangan yang perlengkapannya sangat sederhana seperti
kertas, papan tulis dan pena.
b.
Pendidikan
Dasar : Pendidikan dasar dimulai pada anak berumur enam tahun dan berlangsung
selama lima tahun dan kemudian diikuti dengan bimbingan atau orientasi selama 3
tahun. Pendidikan orientasi dimaksudkan bagi anak-anak yang bercita-cita untuk
melanjutkan pendidikannya di masa depan atau mencari pekerjaan.
c.
Pendidikan
Menengah : Pendidikan menengah diselenggarakan selama 4 tahun dan dibagi dalam
2 jalur yang telah lama dan lebih besar adalah jalur akademik yang terbagi
dalam dua bidang yaitu sains dan humaniora. Jalur kedua yaitu jalur pendidikan
teknik dan kejuruan yang kurang berkembang dan terdiri dari dua bidang,
industri dan pertanian.
d.
Pendidikan
Tinggi : Pendidikan tinggi terbagi dalam sekolah tinggi pendidikan guru yang
tidak menuntut tamatan pendidikan menengah sebagai persyaratan masuk dan
berbagai sekolah tinggi lain dan universitas. Tetapi banyak mahasiswa yang
belajar di luar negeri.
Struktur pendidikan Iran pada awal dekade 1990 membuka
kesempatan luas bagi siswa-siswi untuk belajar sesuai dengan bakat dan
interesnya. Juga terbuka pintu bagi siswa-siswi tamatan pendidikan
menengah atas untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan tinggi.
Lembaga-lembaga tinggi mencakup universitas, pusat-pusat pendidikan guru dan
fakultas-fakultas teknik.
4. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Pengorganisasian sistem pendidikan modern Iran kurang lebih
mengikuti sistem pendidikan negara Prancis. Oleh karena itu, sifatnya adalah
sangat tersentralisasi. Kementrian pendidikan melalui sistem birokrasinya serta
perwakilannya menyelenggarakan dan mendanai pendidikan negeri pada tingkat
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Usaha-usaha lain pun telah dilakukan
seperti membentuk dewan pendidikan daerah serta menentukan wewenangnya. Dewan
ini terdiri dari utusan masyarakat, perwakilan dari pejabat-pejabat pendidikan
daerah, guru-guru dan kepala sekolah. Pada tahun 1980-an belum ada keputusan
bagaimana bentuk pendidikan tinggi Iran. Namun, pemerintah telah mengumumkan
keinginannya untuk mengislamkan pendidikan pada semua tingkat, termasuk
pendidikan tinggi
2. Pendanaan
Pendidikan di Iran didanai terutama oleh pemerintah.
Walaupun terdapat sekolah-sekolah swasta sampai akhir tahun 1970, pemerintah
memberikan subsidi atau subsidi guru dan staf. Dalam rencana lima tahun ke-5
(1973-1978), total dana yang diperuntukkan bagi pendidikan mencapai US$ 5,75
triliun yang hanya US$ 2,00 triliun dalam rencana lima tahun sebelumnya. Jumlah
itu naik dari 3,4% menjadi 5,4% dari GNP (Gross National Product). Dana itu
didistribusikan pemakaiannya sebagai berikut: 32% untuk pendidikan dasar, 12%
untuk pendidikan tingkat orientasi, 19% untuk pendidikan menengah dan 1,5%
untuk pendidikan orang dewasa. Dari keseluruhan dana tersebut diperkirakan 30%
digunakan bagi pendidikan di daerah-daerah pedalaman Iran. Biaya atau uang
sekolah swasta juga tidak tinggi. Kira-kira 20% dari anggaran pemerintah adalah
untuk pendidikan dan 90% dari anggaran rutin pendidikan merupakan gaji guru.
3. Personalia
Semenjak tahun 1973 sampai revolusi Islam tahun 1979,
hambatan utama dalam bidang pendidikan di Iran ialah sumber daya manusia bukan
uang. Di daerah perkotaan, persediaan guru cukup memadai untuk melayani
pendidikan dasar bagi semua orang walaupun cukup banyak guru-guru itu tidak
sepenuhnya memenuhi syarat dan kelas cenderung besar. Krisis penyediaan guru
untuk daerah-daerah pedalaman. Menurut undang-undang dasar negara Iran
pendidikan dasar adalah wajib walaupun lamanya tidak disebutkan dan sesuai
dengan undang-undang yang dikeluarkan tahun 1932 pendidikan dasar itu
gratis. Tetapi undang-undang ini belum pernah terlaksana.
Halangan utama dalam usaha peningkatan enrollment pada
tingkat pendidikan dasar adalah kemampuan lembaga pendidikan guru untuk
menghasilkan guru. Perkembangan ini lambat disebabkan terbatasnya jumlah dosen
yang memenuhi kualifikasi. Untuk menghadapi masalah ini, berbagai langkah telah
diambil. Para lulusan sekolah menengah diangkat menjadi guru tanpa terlebih
dahulu mendapat latihan mengajar. Tetapi yang menjadi masalah utama adlah
guru-guru tidak dapat direkrut untuk bertugas di daerah pedalaman.
4. Kurikulum dan metodologi pengajaran
Kurikulum pendidikan di negara Iran dilaksanakan secara
terpusat. Tetapi pada tahun 1970 ada usaha ke arah perluasan partisipasi dalam
proses penentuan isi dan penyiapan bahan pelajaran. Panitia khusus dibentuk
untuk melakukan pengkajian ulang atau reviu atas rekomendasi yang diajukan
panitia lokal dari daerah yang berbeda-beda dan oleh para ahli. Di tingkat
pendidikan tinggi, para dosenlah yang menentukan isi mata kuliah.
Metodologi pengajaran bermula menirukan cara yang dipakai di
maktab yang bernuansa keagamaan dan mengutamakan hafalan. Kenyataan bahwa pada
awal abad ke-20 kelas cenderung besar dan buku-buku sangat kurang. Metode
hafalan menjadi lebih populer. Begitu juga dengan sistem pekerjaan rumah yang
tidak lebih hanya sekedar menyalin kalimat-kalimat dari buku teks bahkan
disalin beberapa kali. Dengan didirikannya sekolah-sekolah pendidikan guru,
dimulailah memperkenalkan metode aktif. Pada beberapa sekolah di pedesaan
metode ini kelihatannya menampakkan hasil yang memuaskan yang guru-gurunya
adalah anggota korp pria dan wanita yang belum kenal metode hafalan. Tetapi,
reformasi metode mengajar harus menghadapi cara lama yang sudah tertanam lama,
yaitu mengandalkan hafalan dan ingatan-”memorization”.
5. Ujian, Kenaikan kelas, dan
Sertifikasi
Pada akhir pendidikan umum, diadakan ujian yang bersifat
regional dan sertifikat diberikan kepada murid-murid yang lulus. Untuk masuk ke
sekolah menengah anak-anak dituntut untuk memperoleh nilai tertentu dalam beberapa
mata pelajaran. Ujian akhir sekolah menengah diadakan pada setiap provinsi dan
sertifikat atau diploma diberikan kepada yang lulus ujian. Untuk masuk ke
perguruan tinggi setiap tahun diselenggarakan ujian nasional.
6. Penelitian Pendidikan
Selama tahun 1970, pemerintah Iran memberikan perhatian
khusus kepada lembaga yang mampu melaksanakan penelitian di bidang pendidikan.
Yang paling menonjol diantaranya ialah The Institute for Research and
Planning in Science and Education yang dibawahi oleh kementrian ilmu
pengetahuan dan pendidikan. Mandat yang diberikan kepada lembaga ini ialah
melakukan penelitian mengenai perencanaan pendidikan nasional baik yang formal
maupun yang nonformal mulai dari prasekolah sampai ke universitas.
5.
Isu-Isu Pendidikan
Revolusi Iran tahun 1979 telah mengubah bentuk negara dari
monarki menjadi republik Islam. Pada bulan September 1979, pemerintah
menasionalisasi seluruh sekolah swasta, menghapuskan pengajaran bahasa-bahasa
asing barat dan co-education yang mencampurkan murid pria dan wanita dalam satu
kelas dan juga mengurangi pendidikan musik dan seni. Pendidikan dasar dan
menengah terbuka untuk siapa saja yang belajar. Walaupun universitas ditutup
selama tiga tahun, tetapi berangsur-angsur kembali dibuka kembali pada tahun
1983-1984.
Kelihatannya semakin jelas bahwa metode pendidikan barat
ditolak Iran. Sungguhpun iran mengakui perlunya ilmu pengetahuan dan teknologi,
tetapi Iran menginginkan agar cara mengajarkannya dirubah. Sudah banyak
dibicarakan penanaman nilai-nilai islam serta kesamaan dan keadilan.[1]
B. PENDIDIKAN DI PAKISTAN
1.
Latar
Belakang
Dalam lintasan sejarah peradaban Islam, peran pendidikan ini
benar-benar bisa diaktualisaikan dan diaplikasikan tepatnya pada zaman kejayaan
Islam. Hal ini dapat kita saksikan dimana pendidikan benar-benar mampu
membentuk peradaban sehingga peradaban Islam menjadi peradaban terdepan
sekaligus peradaban yang mewarnai sepanjang jazirah Arab, Afrika, Asia Barat
hingga Eropa Timur. Untuk itu adanya sebuah paradigma pendidikan yang
memberdayakan peserta didik merupakan sebuah keniscayaan. Kemajuan peradaban
dan kebudayaan islam pada masa keemasan sepanjang abad pertengahan, dimana
kebudayaan dan peradaban Islam berhasil memberikan Illuminatif (pencerahan)
jazirah Arab, Asia, Afrika, Asia Barat dan Eropa Timur. Hal ini merupakan bukti
sejarah yang tak terbantahkan bahwa peradaban Islam tidak dapat lepas dari
peran serta adanya sistem pendidikan yang berbasis kurikulum Samawi.
2.
Tujuan
Pendidikan
Tujuan program tidak hanya untuk melaksanakan pendidikan
inklusif dan ramah anak di sepuluh sekolah tapi juga mengidentifikasi
kesempatan dan hambatan terhadap inovasi dan perubahan di sekolah-sekolah,
masyarakat dan dinas pendidikan. Program tersebut diluncurkan dengan lokakarya
nasional mengenai pendidikan. Untuk memastikan bahwa lebih banyak anak akan
memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas, mitra program Pakistan norwegia
mempromosikan ide pembukaan 10 sekolah rintisan untuk semua anak yang tinggal
di sekolah-sekolah di lingkungan setempat, tanpa memandang kemampuan,
kecacatan, status kesehatan serta latar belakang social, ekonomi, budaya, agama
dan bangsa.
3.
Kurikulum
Pendidikan
Karena tekanan dan desakan kuat dari para pemuka agama,
pemerintah Pakistan akhirnya setuju memasukkan kembali bab-bab yang membahas
tentang sejarah Islam, al-Quran dan sunnah dalam kurikulum pendidikan di
wilayah North West Frontier Province (NWFP). Keputusan ini disambut gembira
oleh pemuka agama di wilayah Pakistan yang langsung berbatasan dengan
Afghanistan itu.
Menteri penerangan NWFP, Asif Iqbal mengatakan keputusan
pemerintah itu merupakan kemenangan moral bagi mereka. Sementara itu, menteri
pendidikan pemerintah federal pakistan Letnan Jenderal Javed Ashraf Qazi dalam
keterangan menyatakan permintaan pemerintah NWFP untuk memasukkan sejarah
islam, al-Quran dan sunnah dalam kurikulum pendidikan di wilayah itu sah
menurut hukum. [2]
4.
Kebijakan
Pendidikan
Sejak awal kemerdekaannya pada tahun 1947, Pakistan
menekankan pendidikan nasional untuk merealisasikan cita-cita pendirian republik
islam Pakistan. Oleh sebab itu, Pakistan adalah Negara Republik Islam yang
mengimplementasikan ajaran agama Al-Qur’an dan Al-Hadits dalam kehidupan modern
termasuk bidang pendidikan.
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah Pakistan yaitu
kebijakan non co education sebab non co education dipandang
bertentangan dengan konsep islam, namun pendidikan untuk wanita secara modern
juga diberikan. Didirikannya lembaga The Pakistan Girls Guindes Association
(PGGA). Sejak kemerdekaan Pakistan, ia menunjukkan bahwa pemerintahan
memperhatikan pendidikan bagi kaum wanita. Lembaga ini dibentuk sebagai proyek
peningkatan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kaum wanita.
5.
Sistem
Pendidikan
Sistem perjenjangan pendidikan di Pakistan yang ada sekarang
ini menganut hasil keputusan komisi pendidikan nasional tahun 1959, yaitu
pendidikan dasar, usia 6 sampai 11 tahun terdiri atas tingkat I sampai V, jadi
pendidikan dasar ditempuh selama 5 tahun. Sekolah lanjutan tingkat pertama usia
12 sampai 15 tahun, terdiri atas tingkat VI sampai VII sedangkan sekolah
menengah atas usia 16 sampai 18 tahun, terdiri atas tingkat IX dan X, jenjang
ini memiliki tiga jenis sekolah yaitu sekolah umum, sebagai persiapan
pendidikan di perguruan tinggi, sekolah kejuruan dan tehnik khusus untuk jenjang
perguruan tiggi. Sejak pemisahannya dengan India tahun 1947, Pakistan hanya
memiliki satu universitas yaitu Universitas Punjab di Lahore. Mata kuliahnya
adalah agama sebagai mata kuliah dasar umum. Setelah berdirinya Pakistan kajian
tentang islam meningkat pesat. Universitas Punjab mendirikan sebuah Departemen
Islamiyat pada tahun 1950. Setelah itu berdiri berbagai perguruan tigggi
lainnya, seperti universitas Sind, membuka fakultas sejarah dan kebudayaan
islam pada awal tahun 1950-an. Pada tahun 1963 sebuah lembaga pendidikan
didirikan lagi. Yang semula Madrasah lalu diubah menjadi Jami’ah Abasiyah.
Dalam hal kurikulumnya lembaga ini dipengaruhi oleh universitas Al-Azhar,
Mesir.
Pada tahun 1980, Islamabad didirikan universitas islam
internasional yang berupaya menyatukan sistem pendidikan keagamaan dan umum.
Sangat dimungkinkan bahwa ide munculnya universitas Islam Internasional yang
berarti Integraten curriculum yang diilhami oleh hasil konferensi pertama
sedunia tentang pendidikan islam di Makkah pada tahun 1977.
Suatu gerakan pembaharuan pendidikan di Pakistan yang
mewakili sector swasta yang dalam perkembangannya, kemudian mempengaruhi dunia
islam lainnya adalah Jamaat Islami yang didirikan oleh Sayid Abu A’laal-Maududi
pada 2 Sya’ban 1360 H, 26 Agustus 1941 M karya ilmiahnya yang dihasilkan oleh
gerakan ini yang diterbitkan dalam 22 bahasa Internasional, seperti bahasa
Urdu, Arab, Persia, Turki, Inggris, Prancis, Jerman, Swahici India, Ramil,
Bengal, dan sebagainya telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Jamaat
Islami mendasarkan gerakannya pada Al-Qur’an, Hadist dan pola kehidupan nabi
Muhammad SAW., dan Khulafaur Rasyidin.[3]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian Bab II
dapat penulis simpulkan bahwa :
·
Pakistan
muncul sebagai negara Republik Islam pada tanggal 14 Agustus 1947 Negara Ini
memiliki luas sekitar 796,095 Sq. Kilometer. Pakistan terdiri dari empat
provinsi: Punjab, North West Frontier Provinsi, Balochistan dan Sindh dan
beberapa unit penyatuan yang meliputi Islamabad Modal Wilayah (ICT), Wilayah
Kesukuan Federal (FATA) dan Wilayah Utara (Fana).
·
Struktur
sistem pendidikan formal iran secara sederhana adalah :Pendidikan Prasekolah, Pendidikan
Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://srirahmadhena.wordpress.com/2010/09/29/pendidikan-di-republik-islam-iran/ Diakses Pada Tanggal 23
September 2013
http://taqimsenjer-anakrantau.blogspot.com/2011/03/pendidikan-di-pakistan.html/
Pada Tanggal 23 September 2013
http://inmuchlis.blogspot.com/2012/02/perbandingan-pendidikan-di-negara.html/
Pada Tanggal 23 September 2013
[1]
http://srirahmadhena.wordpress.com/2010/09/29/pendidikan-di-republik-islam-iran/ Diakses Pada Tanggal 23 September 2013
[2]
http://taqimsenjer-anakrantau.blogspot.com/2011/03/pendidikan-di-pakistan.html/
Pada Tanggal 23 September 2013
[3]
http://inmuchlis.blogspot.com/2012/02/perbandingan-pendidikan-di-negara.html/
Pada Tanggal 23 September 2013
No comments:
Post a Comment