Sunday 6 October 2013

HAKIKAT, OBJEK, METODE FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


HAKIKAT, OBJEK, METODE FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1
(ASMIDARNI, HARYO NEGARA, MERI NAFRIYENTI, FEBRIANTO)
I.       PENDAHULUAN
Filsafat pendidikan Islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan. Misalnya berkaitan dengan masalah metode pendidikan seperti yang akan kita bahas dalam makalah ini. Untuk itu perlu untuk kita ketahui apa yang dimaksud dengan metode pendidikan Islam, serta metode-metode apa saja yang terdapat dalam dunia pendidikan.
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya kearah tujuan yang dicita-citakan. Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik. Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar, karenanya metode adalah syarat untuk efisiennya aktivitas kependidikan Islam.

II.    PEMBAHASAN
A.    HAKIKAT FILSAFAT
Secara etimologis filsafat (Indonesia) atau falsafah (Arab) atau philosophy (Inggris), berasal dari bahasa Yunani philosophia yang merupakan kata majemuk dari dua kata, philo yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat dapat diartikan cinta kebijaksanaan.[1]
Secara terminologis filsafat mempunyai dua makna, pertama filsafat dalam dimensi aktivitas; berfilsafat yaitu berfikir secara radikal, universal, logis, dan sistematis tentang hakikat segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Kedua, filsafat dalam dimensi produk ; yaitu yang berarti pemikiran-pemikiran yang dihasilkan dari kegiatan berfilsafat.[2]
B.     OBJEK FILSAFAT
Objek filsafat bisa dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik material konkret-phisiks maupun nonmaterial abstrak-psikis, termasuk juga pengertian abstrak logis, konsepsional, spiritual, dan nilai-nilai. Dengan demikian objek filsafat tidak terbatas, yaitu segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.
2.      Objek formal filsafat adalah menyelidiki segala sesuatu guna mengerti hakikatnya dengan sedalam-dalamnya; atau mengerti objek material secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu secara mendalam, mengetahui segala sesuatu secara mendasar.[3]

C.    METODE FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan.[4] Metodologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan  dalam pekerjaan mendidik. Asal kata “metode” mengandung pengertian “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. [5]
Filsafat islam dalam memcahkan problema pendidikan islam dapat menggunakan metode-metode antara lain :
1.      Metode spekulatif dan kontemplatif yang merupakan metode utama dalam setiap cabang filsafat. Dalam sistem filsafat Islam disebut tafakkur. Baik Kontemplatif maupun tafakur, adalah berpikir secara mendalam dan dalam situasi yang tenang, sunyi untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan.
2.      Pendekatan normatif, Norma artinya nilai, juga berarti aturan-aturan atau hukum-hukum. Norma menunjukkan keteraturan suatu sistem, nilai juga menunjukkan baik buruk, berguna tidak bergunanya suatu. Pendekatan normatif dimaksudkan adalah mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata. Dalam filsafat Islam bisa disebut sebagai pendekatan Syar’iyah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh menurut syari’at Islam.
3.       Analisa Konsep. Yang juga disebut sebagai analisa bahasa. Konsep berarti tangkapan atau pengertian terhadap sesuatu obyek. Pengertian seseorang selalu berkaitan dengan bahasa, sebagai alat untuk menangkapkan pengertian tersebut. Sebagai contoh analisis bahasa ialah berusaha memahami terminologi fitrah, apakan sama dengan “bakat, naluri atau kemampuan dasar atau desposisi”, sedangkan analisis konsep, misalnya memahami definisi: “tujuan pendidikan adalah untuk membentuk warga negara yang baik”, dan sebagainya. Konsep seseorang tentang sesuatu objek berbeda antara satu dengan lainnya, dan konsep ini dibatasi oleh tempat dan waktu. Al-Qur’an dan hadits-hadits nabi adalah juga menggunakan bahasa manusia, yang berarti juga merupakan kumpulan dari konsep-konsep yang bisa dimengerti oleh manusia.
4.      Pendekatan Historis, Historis artinya sejarah, yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu. Suatu kejadian atau peristiwa dalam pandangan kesejarahan terjadi karena hubungan sebab akibat, dan terjadi dalam suatu setting situasi kondisi dan waktunya sendiri-sendiri. Dalam sistem pemikiran filsafat, pengulangan sejarah (peristiwa sejarah) yang sesungguhnya tidak mungkin terjadi peristiwa sejarah berguna untuk memberikan petunjuk dalam membina masa depan. Dalam sistem filsafat Islam, penggunaan sunah Nabi SAW sebagai sumber hukum, penelitian-penelian akan hadits-hadits yang menghasilkan pemisahan antara hadits shahih dan hadits palsu, pada hakekatnya merupakan contoh praktis dari penggunaan analisa historis dalam filsafat pendidikan Islam.
5.      Pendekatan Ilmiah, Terhadap masalah aktual yang pada hakikatnya merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berpikir rasional, empiris, dan eksperimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat dalam Islam. Pendekatan ini tidak lain merupakan realisasi dari ayat Al-Qur’an:
žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 
Artinya: Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu sendirilah yang berusaha untuk mengubahnya. (QS.Ar-Ra’du : 11)
Usaha mengubah keadaan atau nasib, tidak mungkin bisa terlaksanan kalau seseorang tidak memahami permasalahan-permasalahan aktual yang dihadapinya. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk mengubah dan mengarahkan keadaan atau nasib tersebut, dan ini adalah merupakan problema pokok filsafat pendidikan Islam masa sekarang.[6]
III. PENUTUP (KESIMPULAN)
-          Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia yang merupakan kata majemuk dari dua kata, philo yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat dapat diartikan cinta kebijaksanaan.
-          Objek filsafat bisa dibedakan menjadi dua yaitu : Objek material filsafat  dan Objek formal filsafat
DAFTAR PUSTAKA

Abd.Haris & Kivah Aha Putra, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Amzah,2002)
Nizar, Samsul , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,2002)
H.M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003)
Ihsan , Hamdani & Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998)


[1] Abd.Haris & Kivah Aha Putra, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Amzah, 2002),h.1
[2] Ibid.,h.8
[3] Ibid.,h.9
[4] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002),h.65
[5] H.M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003),h.65
[6] Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998),h.207-209

No comments:

Post a Comment