Sunday 6 October 2013

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF METODOLOGIK


BAB I
PENDAHULUAN


Seringkali orang menyatakan “Negara ini adikuasa” bangsa itu mulia dan kuat. Tak ada seorangpun yang berpikir mengintervensi negara tersebut atau menoneksinya karena kedigjayaan dan keperkasaannya.
Dan elemen kekuatan adalah kekuatan ekonomi, militer teknologi dan kebudayaan namun yang terpenting dari ini semua adalah kekuatan manusia, karena manusia adalah sendi yang menjadi pusat segala elemen kekuatan lainnya. Tak mungkin senjata bisa dimanfaatkan, meskipun canggih bila tidak ada orang yang ahli dan pandai menggunakannya. Kekayaannya meskipun melimpahkan, akan menjadi mubazir tanpa ada orang yang mengatur dan mendayagunakannya untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat.
Dari titik tolak ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa umat Islam haruslah memperhatikan pendidikan anak-anaknya dan pembinaan individu untuk mencapai umat terbaik fiddunya wal akhirah.



BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF METODOLOGIK

1.      Pengertian Pendidikan Islam
a.       Definisi Pendidikan Menurut para Ahli diantaranya adalah :
Menurut Juhn Dewex, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dia hidup (A. Yunus, 1999 : 7)
Menurut Frederick J. MC. Donald, Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabi’at (behaviour). Manusia yang dimaksud dalam behaviour adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang (A. Yunus, 1999 : 7 – 8)

b.      Definisi Pendidikan menurut Islam
Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori-teori tentang pendidikan. Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori (Nur Uhbiyati, 1998).
Dalam al-Qur’an tidak ditemukan kata al-tarbiyah, namun terdapat istilah lain seakar dengannya, yaitu al-rabb, rabbayani, murobbu, yarabby dan rabbaniy. Sedangkan dalam hadis hanya ditemukan kata rabbany. Menurut Abdul Mujib masing-masing tersebut sebenarnya memiliki kesamaan makna, walaupun dalam konteks tertentu memiliki perbedaan.
Istilah lain dari pendidikan adalah ta’lim merupakan masdar dari kata a’ilama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian  atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Sebagaimana firman Allah SWT :
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ  
Artinya :
”Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al Baqarah ayat 31)
2.      Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah, yang dimaksudkan menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
”Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepadfa Allah. Seperti dalam surat Ad Dzariyat ayat 56 :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
Artinya :
”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Menurut al-Attas (1979: 1) menghendaki tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Ini terlalu umum, Marimba (1964 : 39) berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam ialah berbentuk orang yang berkepribadian muslim. Ini pun terlalu umum Al Abrasyi (1974 : 15) menghendaki tujuan akhir pendidikan islam ialah manusia yang berakhlak mulia. Ini juga amat umum, menurut Mursy (1977 : 18) menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan menurut Islam ialah manusia sempurna ini pun terlalu umum, sulit dioperasikan, maksudnya. Sulit dioperasikan dalam tindakan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan secara nyata.[1]
Dari beberapa perbedaan di atas bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut :
  1. Tujuan umum pendidikan Islam ialah muslim yang sempurna, atau manusia yang takwa, atau manusia beriman, atau manusia yang beribadah kepada Allah
  2. Muslim yang sempurna itu manusia yang memiliki 9 ciri sebagai berikut[2] jasmani yang sehat serta kuat cirinya adalah :
1)      sehat
2)      kuat
3)      berketrampilan
Kecerdasan dan kepandaian cirinya ialah :
1)      Mampu menyelesaikan masalah secara cepat tepat;
2)      Mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah dan filosofis
3)      Memiliki dan mengembangkan sains
4)      Memiliki dan mengembangkan filsafat
Hati yang bertaqwa kepada Allah berciri :
1)       Dengan sukarela melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya
2)       Hati yang berkemampuan berhubungan dengan alam ghaib.
3.      Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Pendidikan sebagai ilmu yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun segi-segi atau pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan Islam sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan islam adalah sebagai berikut :
1)      Perbuatan mendidik itu sendiri
Maksudnya adalah seluruh kegiatan, tidnakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi / mengasuh anak didik.
2)      Anak didik (murid); yaitu merupakan obyek terpenting dalam pendidikan Islam
3)      Dasar dan tujuan pendidikan Islam; yaitu landasan yang menjadikan fundamen dan sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam yang dilakukan
4)      Pendidikan; yaitu obyek yang melakukan pendidikan Islam
5)      Materi pendidikan Islam; yaitu bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama
6)      Metode pendidikan Islam; yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam kepada anak didik
7)      Evaluasi pendidikan; yaitu menurut cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik
8)      Alat-alat pendidikan Islam; yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil
9)      Lingkungan sekitar atau milieu pendidikan Islam; yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan Islam

4.      Konsepsi Guru
Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik disebut dengan murobbi, muallim, dan muaddib. Kata murobbi berasal dari kata rabba, yurobbi. Kata muallim isim fail dari ailama, yuallimu sebagaimana ditemukan dalam al Qur’an (QS 2 : 31). Sedangkan kata muaddib berasal dari addaba yuaddibu.[3]
Pendidikan Islam menggunakan tujuan sebagai dasar untuk menentukan pengertian pendidik. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan kewajiban agama, dan kewajiban hanya dipikulkan kepada orang yang telah dewasa. kewajiban itu pertama-tama bersifat personal, dalam arti bahwa setiap orang bertanggung jawab atas pendidikan dirinya sendiri, kemudian bersifat sosial dalam arti bahwa setiap orang bertanggung jawab atas pendidikan orang lain. Hal ini tercermin dalam firman Allah sebagai berikut :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  
Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Di Indonesia pendidikan disebut juga guru yaitu ”orang yang digugu dan ditiru”. Menurut Hadari Nawawi guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Lebih khususnya diartikan orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut bertanggung jawab dalam membentuk anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.
Di dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dibedakan antara Pendidik dengan tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya iswara, tutor, instruktur. Fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta partisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.[4]

5.      Konsep Anak Didik
Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan Islam. Peserta didik merupakan ”raw material” (bahan mentah) di dalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Berbeda dengan komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan karena kita menerima ”materi” ini sudah setengah jadi, sedangkan komponen-komponen lain dapat dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadaan fasilitas dan kebutuhan yang ada.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang beruaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Syamsu Nazar mendeskripsikan 5 kriteria peserta didik.[5]
1)      Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
2)      Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan
3)      Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan, individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada
4)      Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
5)      Peserta didik adalah manusia yang mempunyai potensi atau fitrah yang dikembangkan dan berkembang secara dinamis sebagaimana yang dijelaskan di dalam Hadits sahih yang Artinya :
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitroh (suci, bersih) maka orang tualah yang akan menjadikannya yahudi, nashrani, maupun majusi (HR Buhari dan Muslim)
Di dalam proses pendidikan peserta didik disamping sebagai objek juga sebagai subyek. Oleh karena itu agar seorang pendidik berhasil dalam pendidikan, maka ia harus memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya. Diantara aspek yang harus dipahami oleh pendidik yaitu (1) kebutuhan, (2) dimensi-dimensinya, (3) intelegensinya, (4) kepribadiannya.
6.      Konsep Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman romawi kuni di Yunani. Yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.[6] Sedangkan dalam bahasa arab biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan.[7]
Dalam pengertian selanjutnya kurikulum tidak hanya terbatas pada program pendidikan namun juga dapat diartikan menurut fungsinya :
1)      Kurikulum sebagai program studi
2)      Kurikulum sebagai konten
3)      Kurikuluem sebagai kegiatan berencana
4)      Kurikulum sebagai hasil belajar
5)      Kurikulum sebagai reproduksi kultural
6)      Kurikulum sebagai pengalaman belajar
7)      Kurikulum sebagai peoduksi
Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang saling berkaitan berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan.
Menurut Hasan langgulung[8] ada4 komponen utama kurikulum yaitu :
1)      Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu
2)      Pengetahuan (knowledge) informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum
3)      Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
4)      Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
Kurikulum yang baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam adalah yang bersifat integrated dan komprehensif serta menjadikan al Qur’an dan hadits sebagai sumber utama dalam penyusunannya. Al Qur’an dan hadits merupakan sumber utama pendidikan islam berisi kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan operasional penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam.

BAB III
PENUTUP

Sebagai penutup dalam penulisan makalah ini, penulis menyimpulkan segala apa yang penulis bahas di atas agar dapat dengan mudah memberikan gambaran tentang isi makalah ini secara keseluruhan.
1.      Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Pengertian pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Islam
b.      Tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
§  Sebagai Hamba Allah
§  Manusia yang baik
§  Manusia yang berakhlak mulia
§  Manusia sempurna
c.       Ruang lingkup pendidikan islam adalah :
§  Perbuatan mendidik
§  Pendidik (guru)
§  Dasar dan tujuan pendidikan islam
§  Anak didik (murid)
§  Materi pendidikan Islam
§  Metode pendidikan islam
§  Evaluasi pendidikan
§  Alat-alat pendidikan Islam
d.      Konsepsi pendidik (guru) adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, kosnelor dll
e.       Konsepsi anak didik (murid) adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan Islam
f.       Konsepsi kurikulum adalah : kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan
2.      Saran-saran
Saran yang ingin penulis sampaikan melalui penulisan makalah ini tidak lain agar bermanfaat bagi kaum msulimin pada umumnya dan bagi penulis pribadi khususnya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA


Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung, 2001
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1998
Muhammad Fadhil al-Samati, Tarbiyah al-Insan al-Jadid, Al Tunisiyah: Al Syarikah, tt
Undnag-Undang Sisdiknas 2003, UU RI No. 20 tahun 2003, Jakarta : Sinar Grafika 2003
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008
http://aanchoto.com/ilmu-pendidikan-islam.html/ Diakses Pada Tanggal 4 April 2013




[1] http://aanchoto.com/ilmu-pendidikan-islam.html/ Diakses Pada Tanggal 4 April 2013
[2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hal. 50
[3] Muhammad Fadhil al-Jamali, Farbiah al Insan al-Jadid, (Al Tunisiyah: Al-Syarikhah, tt), h. 74
[4] Undang-Undang Sisdiknas 2003 UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Poin 5 dan 6
[5] Syamsul Nizar, makalah yang Tidak diterbitkan, PPS IAIN Imam Bonjol Padang, 1997
[6] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), hal 176
[7] ibid
[8] Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1988), h. 303

No comments:

Post a Comment