Sunday 6 October 2013

ISTI’ADZAH, BASMALAH DAN SURAT

BAB I
PENDAHULUAN
Isti’adzah menurut bahasa adalah : Memohon perlindungan, pemeliharaan dan penjagaan. Sedangkan menurut istilah : Lafazh yang dimaksudkan seorang qari untuk memohon pemeliharaan dan perlindungan Allah ta’ala dari kejahatan setan.
A’udzubillahi minasy syaithanir rajim berarti “Aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk”, agar ia tidak membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku, atau menghalangiku untuk mengerjakan apa yang Dia perintahkan. Atau agar ia tidak menyuruhku mengerjakan apa yang Dia larang, karena setan itu tidak ada yang bisa mencegahnya untuk menggoda kecuali Allah.
Oleh karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyuruh manusia agar menarik dan membujuk hati setan jenis manusia dengan cara menyodorkan suatu yang baik kepadanya supaya dengan demikian dia berubah tabiatnya dari kebiasannya mengganggu orang lain. Selain itu, Allah juga memerintahkan untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari setan jenis jin, karena dia tidak menerima pemberian dan tidak dapat dipengaruhi dengan kebaikan, sebab tabiatnya jahat dan tidak ada yang dapat mencegahnya dari dirimu kecuali Rabb yang menciptakannya.






BAB II
PEMBAHASAN
ISTI’ADZAH, BASMALAH DAN SURAT

A.    ISTI’AZAH
Pabila Qori’ hendak membaca Al-Qur’an maka hendaklah ia memulai bacaannya dengan Isti’azah, baik ia memulai bacaannya itu dari awal surat atau pertengahan surat, sebagaimana firman Allah SWT :
#sŒÎ*sù |Nù&ts% tb#uäöà)ø9$# õÏètGó$$sù «!$$Î/ z`ÏB Ç`»sÜø¤±9$# ÉOŠÅ_§9$# ÇÒÑÈ  
“apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”(QS.An-Nahl :98)
Menurut Jumhur Ulama’,bahwa perintah membaca Isti’adzah pada ayat diatas adalah menunjukkan sunnat. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa perintah tersebut menunjukkan wajib.
Sighot Isti’adzah :[1]        
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ الْعَلِيْمِ السَّمِيْعِ بِاللهِ أَعُوْذُ
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ الْعَظِيْمِ بِاللهِ أَعُوْذُ
الْعَلِيْمِ هُوَالسَّمِيْعِ إِنَّهُ الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ الْعَلِيْمِ السَّمِيْعِ الْعَظِيْمِ بِاللهِ أَعُوْذُ
Kelima sighot diatas hukumnya adalah boleh. Lafadz Isti’adzah yang terpilih dan utama sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw, sesuai dengan firman Allah didalam surat tersebut diatas, ialah :[2] الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ
Cara membacanya :
a.       Isti’adzah dibaca dengan pelan, apabila membaca Al-Qur’an dengan pelan.
b.      Isti’adzah dibaca dengan pelan, apabila dibaca sendirian.
c.       Isti’adzah dibaca pelan pada saat sholat (Jahriyyah[3] atau Sirriyyah[4]).
d.      Isti’adzah dibaca dengan keras, apabila membaca Al-Qur’an dengan keras.
e.       Apabila membaca Al-Qur’an dengan berkelompok, maka cukup pembaca pertama yang mengeraskan bacaan Isti’adzah sedang yang lain tidak.
f.       Apabila ada sesuatu yang mengahalangi Qori yang meneruskan suatu bacaan, setelah ia selesai membaca Isti’adzah (seperti batuk, bersin, pembicaraan mengenai hal-hal yang ada hubungannya dengan bacaan (tafsir) dan masih dalam satu majlis,maka Isti’adzah tidak usah di ulang. Tetapi apabila yang mengahalangi ini adalah sesuatu yang lain seperti pembicaraan yang tidak ada hubungannya dengan bacaan, makan, dan lain-lain), maka Isti’adzah diulangi sebelum memulai suatu bacaan yang kedua kalinya.[5]



B.     BASMALAH
Sighot Basmalah :
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#  
Menurut golongan Imam Hanafi dan Hambali, Basmalah dibaca dengan pelan baik pada sholat Sirriyyah maupun sholat Jahriyyah. Menurut golongan Imam Syafi’I, Basmalah dibaca dengan pelan pada sholat Sirriyyah dan dibaca dengan keras pada sholat Jahriyyah.
Adapun menurut golongan Imam Maliki, makruh hukumnya membaca Isti’adzah dan Basmalah dengan keras sebelum Al-Fatihah dengan surat, tetapi mereka khilaf (berbeda pendapat apabila keduanya dibaca dengan pelan).
Hukum membaca basamalah :
a.       Wajib : wajib membaca Basmalah pada awal surat Al-Fatihah, sebab Basmalah termasuk salah satu ayatnya, menurut mahzab Syafi’i.
b.      Haram : haram membaca Basmalah pada awal surat Al-Baro’ah (At-Taubah), sebab sudah menjadi Ijma’ (kesepakatan ulama). Dalam mushaf Utsmany pun tidak ada tulisan basmalahnya pada awal surat Al-Baro’ah.
c.       Jawaz : boleh membaca Basmalah ditengah-tengah surat Al-Baro’ah, malahan menurut Qoul Imam Ibnu Hajar, makruh hukumnya membaca Basmalah di tengah-tengah Surat Al-Baro’ah : jadi lebih utama tidak membaca Basmalah.
d.      Sunnat :sunnat membaca Basmalah diawali semua surat selain surat Al-Fatihah dan surat Al-Baro’ah.[6]

Pabila Qori’hendak membaca Isti’adzah, Basmalah dan Surat, maka Qori dapat menggunakan salah satu cara diantara 4 cara dibawah ini :
1.      قَطْعُ  الْجَمِيْع (Memutuskan semua), yaitu :
-          Membaca Isti’adzah kemudian berhenti.
-          Membaca Basmalah kemudian berhenti
-          Membaca surat.
Contoh :
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ ﯡﻘﻒ ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#   ﯡﻘﻒ  ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$  ...............
2.      وَصْلُ الْجَمِيْع (menyambung semua), yaitu :
-          Membaca Isti’adzah kemudian menyambungnya dengan Basmalah.
-          Menyambung Basmalah dengan surat.
Contoh :
الرَّجِيْمِ الِشََّيْطَانِ مِنَ بِاللهِ أَعُوْذُ
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#  ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$#  



3.      بِالسُّوْرَة الْبَسْمَلَةِ وَصْلُ
(menyambung Basmalah dengan surat), yaitu :
-          Membaca Isti’adzah kemudian berhenti
-          Membaca Isti’adzah kemudian menyambungnya dengan surat.
Contoh :
http://binaalquran.files.wordpress.com/2010/10/ta-awudz-sambung-basmallah3.jpg
4.      بِالسُّوْرَة الْإِسْتِعَاذَةِ وَصْلُ
(menyambung Isti’adzah dengan Basmalah), yaitu :
-          Membaca Isti’adzah kemudian menyambungnya dengan Basmalah dan berhenti
-          Membaca surat.
Contoh :[7]
http://binaalquran.files.wordpress.com/2010/10/ta-awudz-sambung-basmallah4.jpg



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

dari uraian Bab II dapat penulis simpulkan bahwa :
·         Cara membaca Isti’adzah : Isti’adzah dibaca dengan pelan, apabila membaca Al-Qur’an dengan pelan, Isti’adzah dibaca dengan pelan, apabila dibaca sendirian. Isti’adzah dibaca pelan pada saat sholat (Jahriyyah atau Sirriyyah).Isti’adzah dibaca dengan keras, apabila membaca Al-Qur’an dengan keras. Apabila membaca Al-Qur’an dengan berkelompok, maka cukup pembaca pertama yang mengeraskan bacaan Isti’adzah sedang yang lain tidak. Apabila ada sesuatu yang mengahalangi Qori yang meneruskan suatu bacaan, setelah ia selesai membaca Isti’adzah (seperti batuk, bersin, pembicaraan mengenai hal-hal yang ada hubungannya dengan bacaan (tafsir) dan masih dalam satu majlis,maka Isti’adzah tidak usah di ulang. Tetapi apabila yang mengahalangi ini adalah sesuatu yang lain seperti pembicaraan yang tidak ada hubungannya dengan bacaan, makan, dan lain-lain), maka Isti’adzah diulangi sebelum memulai suatu bacaan yang kedua kalinya.
·         Cara membaca ta'awudz basmalah dan surat ada 4 macam;
qath'ul jami' (seluruhnya  diputuskan).Yaitu Ta'awudz,basmalah dan surat dibaca terpisah-pisah(tidak   diwashalkan/tidak disambung), Washluljami' (seluruhnya disambung /diwashalkan) Yaitu Ta'awudz.basmalah dan surat dibaca bersambung ,Ta'awudz disambung dengan basmalah(tidak disambung dengan surat), Basmalah disambung dengan surat sedangkan ta'awudz di waqafkan(dihentikan).

DAFTAR PUSTAKA

Hafash, Imam , Qiroatil Quran, (Bandung : PT.Al-ma’rif )
Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Malang : Halim Jaya, 2005)




[1] Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Malang : Halim Jaya, 2005),h.251
[2] Imam Hafash, Qiroatil Quran, (Bandung : PT.Al-ma’rif ),h.1
[3] Jahriyyah adalah bacaan pelan.
[4] Sirriyyah adalah bacaan nyaring.
[5] Moh.Wahyudi,Op.cit,h.252
[6] Ibid,h.253
[7] Ibid, h.255-256

1 comment:

  1. Assalamu'alaikum Wr.Wb

    sebenarnya artikel ini sangat menarik cuma tulisan arabnya kog acak-acakan. Firman Allah nya juga tidak muncul dalam tulisan arab. Mohon di perhatikan agar mudah di mengeri.

    Sukro Katsir :)

    ReplyDelete